Hari ini saya belajar sesuatu yang baru,
Bahwa keegosian dan kekanak kanakan benar benar menjadi faktor utama
hancurnya sebuah hubungan.
Pihak pihak yang lebih mementingkan ego, dalam sekejap akan kehilangan apa yang sudah mereka bangun.
Seharusnya tanda tanda ini sudah terlihat sejak awal, tapi kemudian salah satu pihak memutuskan untuk menutup mata dan tidak ambil pusing
memutuskan untuk tetap melangkah, sembari terus mencoba
mana tahu ini bisa berhasil
selama ada niat baik disitu pasti ada jalan ujarnya.
tetapi yang namanya ego, pada akhirnya tetaplah menjadi pemenangnya
menghancurkan semua kepercayaan, semua janji janji dan semua kata kata yang menjadi pondasi utama bangunan yang telah mereka bina
hancur lebur hanya dalam hitungan detik..
tak bersisa
KEJUJURAN dan KETERBUKAAN adalah faktor utama menurut salah satu pihak tersebut
tetapi menurut pihak lain yang tidak mau ambil pusing (read: egois) hal tersebut tidaklah penting
padahal itu prinsip.
satu lagi kerikil yang bernama "lupa untuk saling menghargai" datang disini.
kerikil kerikil yang berbuah pertengkaran mulut selama berbulan bulan
menjadi semakin besar dan menggulung mereka yang ada didalamnya
setiap hari, satu kerikil keluar dari mulut dan pikiran mereka
membentuk lingkaran raksasa yang melumat habis rumah yang mereka coba untuk bangun
menghantam hingga hancur setiap sudutnya
Pada akhirnya kedewasaan tidak diukur dari pengalaman, tidak juga dari usia
Pada akhirnya keegoisan tetap menjadi pemenangnya,
Pada akhirnya kekecewaan menjadi kado utama dalam hubungan mereka
Pada akhirnya kepercayaan hanya tinggalah bunyi yang didengungkan saja
Mungkin saja ini memang jalannya
jalan yang dipilihkan sang khalik, agar keduanya kembali berkaca
dan berkata
HAI KEEGOISAN lagi lagi kau menang, dan menghancurkan harapan yang dulu sempat terbina
HAI KEEGOISAN lagi lagi kau berhasil menghancurkan janji dan jiwa yang sempat berbahagia
Hancur, Hilang dan Ditelan ombak kelamnya kata "EGOIS"
disana mereka berada sekarang,
menikmati kehancuran diri yang berkedok keikhlasan
(27 October 2014)
Sunday, October 26, 2014
Friday, October 17, 2014
Pelangi setelah Badai
Saya selalu memberikan kesempatan lagi dan lagi untuk sesuatu yang masih saya yakini
Setiap kali saya terhempas ke sisi yang sama, saya selalu berusaha bangkit dan kembali yakin
semakin sering hal ini terjadi semakin kuat keyakinan saya akan satu hal..tidak mudah membangun "TOWER of TRUST" setelah beberapa kali kita dihempaskan oleh gelombang ombak yang sama.
Tidak mudah untuk memunguti serpihan serpihan kepercayaan yang retak karena hempasan yang begitu kerasnya. Namun demikian saya kembali mengumpulkannya menjadi sesuatu yang kembali utuh. Hanya karena saya MASIH PERCAYA.
Saya terus membangun benteng benteng untuk menguatkan argumen saya ketika ombak kembali menghempas saya ke tepian jurang.
Sebenarnya saya sendiri butuh untuk mengerti dan memahami sejenak, kenapa saya masih juga mau bergulung di ombak yang sama, padahal saya tahu, ombak tetaplah ombak, dan saya akan hancur karenanya, cepat atau lambat.
Jelas dia hanya ombak, dia hanya bergulung gulung semaunya tanpa peduli dengan saya dan sekitarnya, tanpa peduli pada karang karang yang siap memangsa saya, saat dia menghempaskan saya. Tak terperi sakitnya.
Sudah jelas, bahwa ombak tetaplah ombak....dia bukanlah pejuang, yang akan memperjuangkan kebahagiaan saya, hanya hempasan tajam yang dia selalu persiapkan untuk saya, setiap kali saya bangkit untuk kembali percaya.
Namun saya Percaya " GOD will give the best for ME"
Dia selalu ada disana setelah saya terhempas hingga hancur berkeping keping, Dia selalu ada ketika saya kembali kecewa atas keputusan saya.
Saya percaya ini bukan hanya tentang akhir, tetapi lebih kepada proses belajar, dimana kita terjatuh dan masih selalu berusaha untuk berdiri kembali. Karena sebuah Keyakinan tanpa tiang yang saya yakini, masih tetap berdiri tegak menuntun langkah saya untuk menghempaskan diri saya kembali kedalam gulungan ombak itu.
Yah..hidup sama seperti Judi,
Sebenarnya kita tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi satu menit kedepan.
Sesungguhnya angin angin laut sudah membisikkan kepada saya, untuk melepas kepercayaan saya sejenak, mengambil nafas dan berpikir lebih jernih
Tuhan, Kau tau bahwa saya pasti bisa melewati badai ombak yang menggulung jiwa dan raga saya saat ini. Karena akan selalu ada Pelangi setelah Badai
October 2014
Saya selalu memberikan kesempatan lagi dan lagi untuk sesuatu yang masih saya yakini
Setiap kali saya terhempas ke sisi yang sama, saya selalu berusaha bangkit dan kembali yakin
semakin sering hal ini terjadi semakin kuat keyakinan saya akan satu hal..tidak mudah membangun "TOWER of TRUST" setelah beberapa kali kita dihempaskan oleh gelombang ombak yang sama.
Tidak mudah untuk memunguti serpihan serpihan kepercayaan yang retak karena hempasan yang begitu kerasnya. Namun demikian saya kembali mengumpulkannya menjadi sesuatu yang kembali utuh. Hanya karena saya MASIH PERCAYA.
Saya terus membangun benteng benteng untuk menguatkan argumen saya ketika ombak kembali menghempas saya ke tepian jurang.
Sebenarnya saya sendiri butuh untuk mengerti dan memahami sejenak, kenapa saya masih juga mau bergulung di ombak yang sama, padahal saya tahu, ombak tetaplah ombak, dan saya akan hancur karenanya, cepat atau lambat.
Jelas dia hanya ombak, dia hanya bergulung gulung semaunya tanpa peduli dengan saya dan sekitarnya, tanpa peduli pada karang karang yang siap memangsa saya, saat dia menghempaskan saya. Tak terperi sakitnya.
Sudah jelas, bahwa ombak tetaplah ombak....dia bukanlah pejuang, yang akan memperjuangkan kebahagiaan saya, hanya hempasan tajam yang dia selalu persiapkan untuk saya, setiap kali saya bangkit untuk kembali percaya.
Namun saya Percaya " GOD will give the best for ME"
Dia selalu ada disana setelah saya terhempas hingga hancur berkeping keping, Dia selalu ada ketika saya kembali kecewa atas keputusan saya.
Saya percaya ini bukan hanya tentang akhir, tetapi lebih kepada proses belajar, dimana kita terjatuh dan masih selalu berusaha untuk berdiri kembali. Karena sebuah Keyakinan tanpa tiang yang saya yakini, masih tetap berdiri tegak menuntun langkah saya untuk menghempaskan diri saya kembali kedalam gulungan ombak itu.
Yah..hidup sama seperti Judi,
Sebenarnya kita tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi satu menit kedepan.
Sesungguhnya angin angin laut sudah membisikkan kepada saya, untuk melepas kepercayaan saya sejenak, mengambil nafas dan berpikir lebih jernih
Tuhan, Kau tau bahwa saya pasti bisa melewati badai ombak yang menggulung jiwa dan raga saya saat ini. Karena akan selalu ada Pelangi setelah Badai
October 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)