Sunday, November 9, 2014
Love is always new
Waktu terus berjalan,
tidak seperti kain yang dapat kita gulung untuk mempertemukan sudut sudutnya
detik terus mengalir
tidak seperti langkah yang dapat kita bawa untuk melangkah mundur dan kembali
tetapi selalu ada cinta yang baru
dan iya, cinta selalu baru
Waktu terus bergulir
mengupas satu persatu tanya yang belum terjawab
menjawab satu persatu, perlahan tapi pasti rindu yang masih tersimpan
meluruhkan satu persatu semua amarah yang masih tersimpan
Selalu ada jalan yang baru
Selalu ada pagi setelah malam sirna
Selalu ada cinta yang baru
Sunday, October 26, 2014
EGOIS
Hari ini saya belajar sesuatu yang baru,
Bahwa keegosian dan kekanak kanakan benar benar menjadi faktor utama
hancurnya sebuah hubungan.
Pihak pihak yang lebih mementingkan ego, dalam sekejap akan kehilangan apa yang sudah mereka bangun.
Seharusnya tanda tanda ini sudah terlihat sejak awal, tapi kemudian salah satu pihak memutuskan untuk menutup mata dan tidak ambil pusing
memutuskan untuk tetap melangkah, sembari terus mencoba
mana tahu ini bisa berhasil
selama ada niat baik disitu pasti ada jalan ujarnya.
tetapi yang namanya ego, pada akhirnya tetaplah menjadi pemenangnya
menghancurkan semua kepercayaan, semua janji janji dan semua kata kata yang menjadi pondasi utama bangunan yang telah mereka bina
hancur lebur hanya dalam hitungan detik..
tak bersisa
KEJUJURAN dan KETERBUKAAN adalah faktor utama menurut salah satu pihak tersebut
tetapi menurut pihak lain yang tidak mau ambil pusing (read: egois) hal tersebut tidaklah penting
padahal itu prinsip.
satu lagi kerikil yang bernama "lupa untuk saling menghargai" datang disini.
kerikil kerikil yang berbuah pertengkaran mulut selama berbulan bulan
menjadi semakin besar dan menggulung mereka yang ada didalamnya
setiap hari, satu kerikil keluar dari mulut dan pikiran mereka
membentuk lingkaran raksasa yang melumat habis rumah yang mereka coba untuk bangun
menghantam hingga hancur setiap sudutnya
Pada akhirnya kedewasaan tidak diukur dari pengalaman, tidak juga dari usia
Pada akhirnya keegoisan tetap menjadi pemenangnya,
Pada akhirnya kekecewaan menjadi kado utama dalam hubungan mereka
Pada akhirnya kepercayaan hanya tinggalah bunyi yang didengungkan saja
Mungkin saja ini memang jalannya
jalan yang dipilihkan sang khalik, agar keduanya kembali berkaca
dan berkata
HAI KEEGOISAN lagi lagi kau menang, dan menghancurkan harapan yang dulu sempat terbina
HAI KEEGOISAN lagi lagi kau berhasil menghancurkan janji dan jiwa yang sempat berbahagia
Hancur, Hilang dan Ditelan ombak kelamnya kata "EGOIS"
disana mereka berada sekarang,
menikmati kehancuran diri yang berkedok keikhlasan
(27 October 2014)
Bahwa keegosian dan kekanak kanakan benar benar menjadi faktor utama
hancurnya sebuah hubungan.
Pihak pihak yang lebih mementingkan ego, dalam sekejap akan kehilangan apa yang sudah mereka bangun.
Seharusnya tanda tanda ini sudah terlihat sejak awal, tapi kemudian salah satu pihak memutuskan untuk menutup mata dan tidak ambil pusing
memutuskan untuk tetap melangkah, sembari terus mencoba
mana tahu ini bisa berhasil
selama ada niat baik disitu pasti ada jalan ujarnya.
tetapi yang namanya ego, pada akhirnya tetaplah menjadi pemenangnya
menghancurkan semua kepercayaan, semua janji janji dan semua kata kata yang menjadi pondasi utama bangunan yang telah mereka bina
hancur lebur hanya dalam hitungan detik..
tak bersisa
KEJUJURAN dan KETERBUKAAN adalah faktor utama menurut salah satu pihak tersebut
tetapi menurut pihak lain yang tidak mau ambil pusing (read: egois) hal tersebut tidaklah penting
padahal itu prinsip.
satu lagi kerikil yang bernama "lupa untuk saling menghargai" datang disini.
kerikil kerikil yang berbuah pertengkaran mulut selama berbulan bulan
menjadi semakin besar dan menggulung mereka yang ada didalamnya
setiap hari, satu kerikil keluar dari mulut dan pikiran mereka
membentuk lingkaran raksasa yang melumat habis rumah yang mereka coba untuk bangun
menghantam hingga hancur setiap sudutnya
Pada akhirnya kedewasaan tidak diukur dari pengalaman, tidak juga dari usia
Pada akhirnya keegoisan tetap menjadi pemenangnya,
Pada akhirnya kekecewaan menjadi kado utama dalam hubungan mereka
Pada akhirnya kepercayaan hanya tinggalah bunyi yang didengungkan saja
Mungkin saja ini memang jalannya
jalan yang dipilihkan sang khalik, agar keduanya kembali berkaca
dan berkata
HAI KEEGOISAN lagi lagi kau menang, dan menghancurkan harapan yang dulu sempat terbina
HAI KEEGOISAN lagi lagi kau berhasil menghancurkan janji dan jiwa yang sempat berbahagia
Hancur, Hilang dan Ditelan ombak kelamnya kata "EGOIS"
disana mereka berada sekarang,
menikmati kehancuran diri yang berkedok keikhlasan
(27 October 2014)
Friday, October 17, 2014
Pelangi setelah Badai
Saya selalu memberikan kesempatan lagi dan lagi untuk sesuatu yang masih saya yakini
Setiap kali saya terhempas ke sisi yang sama, saya selalu berusaha bangkit dan kembali yakin
semakin sering hal ini terjadi semakin kuat keyakinan saya akan satu hal..tidak mudah membangun "TOWER of TRUST" setelah beberapa kali kita dihempaskan oleh gelombang ombak yang sama.
Tidak mudah untuk memunguti serpihan serpihan kepercayaan yang retak karena hempasan yang begitu kerasnya. Namun demikian saya kembali mengumpulkannya menjadi sesuatu yang kembali utuh. Hanya karena saya MASIH PERCAYA.
Saya terus membangun benteng benteng untuk menguatkan argumen saya ketika ombak kembali menghempas saya ke tepian jurang.
Sebenarnya saya sendiri butuh untuk mengerti dan memahami sejenak, kenapa saya masih juga mau bergulung di ombak yang sama, padahal saya tahu, ombak tetaplah ombak, dan saya akan hancur karenanya, cepat atau lambat.
Jelas dia hanya ombak, dia hanya bergulung gulung semaunya tanpa peduli dengan saya dan sekitarnya, tanpa peduli pada karang karang yang siap memangsa saya, saat dia menghempaskan saya. Tak terperi sakitnya.
Sudah jelas, bahwa ombak tetaplah ombak....dia bukanlah pejuang, yang akan memperjuangkan kebahagiaan saya, hanya hempasan tajam yang dia selalu persiapkan untuk saya, setiap kali saya bangkit untuk kembali percaya.
Namun saya Percaya " GOD will give the best for ME"
Dia selalu ada disana setelah saya terhempas hingga hancur berkeping keping, Dia selalu ada ketika saya kembali kecewa atas keputusan saya.
Saya percaya ini bukan hanya tentang akhir, tetapi lebih kepada proses belajar, dimana kita terjatuh dan masih selalu berusaha untuk berdiri kembali. Karena sebuah Keyakinan tanpa tiang yang saya yakini, masih tetap berdiri tegak menuntun langkah saya untuk menghempaskan diri saya kembali kedalam gulungan ombak itu.
Yah..hidup sama seperti Judi,
Sebenarnya kita tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi satu menit kedepan.
Sesungguhnya angin angin laut sudah membisikkan kepada saya, untuk melepas kepercayaan saya sejenak, mengambil nafas dan berpikir lebih jernih
Tuhan, Kau tau bahwa saya pasti bisa melewati badai ombak yang menggulung jiwa dan raga saya saat ini. Karena akan selalu ada Pelangi setelah Badai
October 2014
Saya selalu memberikan kesempatan lagi dan lagi untuk sesuatu yang masih saya yakini
Setiap kali saya terhempas ke sisi yang sama, saya selalu berusaha bangkit dan kembali yakin
semakin sering hal ini terjadi semakin kuat keyakinan saya akan satu hal..tidak mudah membangun "TOWER of TRUST" setelah beberapa kali kita dihempaskan oleh gelombang ombak yang sama.
Tidak mudah untuk memunguti serpihan serpihan kepercayaan yang retak karena hempasan yang begitu kerasnya. Namun demikian saya kembali mengumpulkannya menjadi sesuatu yang kembali utuh. Hanya karena saya MASIH PERCAYA.
Saya terus membangun benteng benteng untuk menguatkan argumen saya ketika ombak kembali menghempas saya ke tepian jurang.
Sebenarnya saya sendiri butuh untuk mengerti dan memahami sejenak, kenapa saya masih juga mau bergulung di ombak yang sama, padahal saya tahu, ombak tetaplah ombak, dan saya akan hancur karenanya, cepat atau lambat.
Jelas dia hanya ombak, dia hanya bergulung gulung semaunya tanpa peduli dengan saya dan sekitarnya, tanpa peduli pada karang karang yang siap memangsa saya, saat dia menghempaskan saya. Tak terperi sakitnya.
Sudah jelas, bahwa ombak tetaplah ombak....dia bukanlah pejuang, yang akan memperjuangkan kebahagiaan saya, hanya hempasan tajam yang dia selalu persiapkan untuk saya, setiap kali saya bangkit untuk kembali percaya.
Namun saya Percaya " GOD will give the best for ME"
Dia selalu ada disana setelah saya terhempas hingga hancur berkeping keping, Dia selalu ada ketika saya kembali kecewa atas keputusan saya.
Saya percaya ini bukan hanya tentang akhir, tetapi lebih kepada proses belajar, dimana kita terjatuh dan masih selalu berusaha untuk berdiri kembali. Karena sebuah Keyakinan tanpa tiang yang saya yakini, masih tetap berdiri tegak menuntun langkah saya untuk menghempaskan diri saya kembali kedalam gulungan ombak itu.
Yah..hidup sama seperti Judi,
Sebenarnya kita tidak pernah tahu, apa yang akan terjadi satu menit kedepan.
Sesungguhnya angin angin laut sudah membisikkan kepada saya, untuk melepas kepercayaan saya sejenak, mengambil nafas dan berpikir lebih jernih
Tuhan, Kau tau bahwa saya pasti bisa melewati badai ombak yang menggulung jiwa dan raga saya saat ini. Karena akan selalu ada Pelangi setelah Badai
October 2014
Wednesday, January 22, 2014
langkah
Setelah saya sadari
sudah cukup lama saya tidak mampir di blog ini,
sudah lama saya tidak menjadi pengisi dan pencerita setia blog ini,
seperti yg saya telah lakukan di masa lalu
Saya pun juga menyadari, kehidupan saya kembali terarah membentuk suatu pola
yang bahkan saya sendiri saat ini kurang paham akan menjadi pola apa jalan yang saya lalui kali ini
ada masa masa dimana saya butuh waktu untuk menyelami lebih dalam makna dari jalan yg saya tempuh saat ini
ada masa masa dimana saya butuh bersedeku untuk mengetahui apa yang harus saya lakukan untuk mengerti keadaan ini
butuh waktu untuk menyelami makna dari setiap kejadian yang saya lalui.
Kenyataannya, saya kembali terombang ambing dalam pola ini
saya kembali terbawa arus kuat untuk menikmati perjalanannya, tetapi bukan melihat ujungnya
bukankah kita berpacu dengan waktu,
bukankah kita berpacu dengan keinginan keinginan yg terkadang menghempaskan mimpi kita ke dinding tebal
disaat keinginan itu tidak tercapai
bukankah kita berpacu dalam mencapai angan yang juga tidak mudah kita dapatkan.
angan yang memaksa kita untuk terus bangun dipagi hari dan berjalan menyusuri hari tersebut.
angan yang terkadang memaksa kita melakukan hal yang tidak kita inginkan, tetapi harus...
Saya ternyata tetaplah saya, yang tidak pernah belajar dari sebuah pola
saya malah kembali terhanyut dalam pola ini, pola kali ini...
segurat ujung sebenarnya sudah tampak samar disana
hanya saja saya menutup mata kembali pura pura tidak tahu
saya hanya ingin berhenti sejenak, untuk melihat lebih jauh apa makna sebenarnya yang ingin ia berikan kepada saya
saya butuh bernafas, mencari secercah makna untuk perjalanan yang saat ini saya hadapi
di hadapan saya masih buram
masih bisu dan gelap
sebagai insan, saya hanya bisa meminta dan berharap bahwa pola kehidupan
yg saya jalani kali ini akan membuat saya tersenyum di akhir perjalanan nanti
walau ujungnya sudah terlihat dan saya rasakan, kembali sekali lagi saya menutup rasa.
Sejujurnya, saya dan seluruh tenaga saya mulai memudar,
memudar terhempas gulungan waktu dan pola yang kembali membelit jari jemari saya.
kepala dan tubuh saya.
hari ini saya bertekuk lutut, mencoba menengadah keatas, meminta kembali pertolongan-Nya
atas kehidupan yang saya jalani saat ini, seolah olah waktu menjerat saya, memperlambat kembali langkah kaki saya
untuk mencapai apa yang menjadi tujuan akhir saya.
saya hanya berucap,
mengapa harus seperti ini lagi, bukankah yang terdahulu sudah cukup menghempaskan saya,
atau saya sebenarnya tidak pernah belajar akan sesuatu dan menjadi jera
bekas torehan luka yang ada dalam pola hidup saya akan tetap akan menjadi bagian dalam hidup saya.
bekas torehan yang hingga kini masih bisa saya cicipi bekasnya masih akan membelenggu kehidupan saya di masa yang akan datang
sejak itu adalah pola hidup yang saya terima dan saya jalani saat ini.
maka saya yakin menurut Tuhan " Ya..cicipi saja rasanya,
toh bukankan itu duri yg telah kau pilih untuk melukai sudut sudut pilumu?"
saya seketika hanya terdiam dan kembali menata hati, kembali berjalan pelan menuju ujung pola ini,
saya sebenarnya hanya butuh tahu ujungnya, yang mana sudah dapat dipastikan saya tidak akan tahu hingga saya jalani
sejauh mata memandang semua masih abu abu adanya.
walau sudah terasa sedikit demi sedikit akhirnya
saya hanya pasrah
menjalani hari yang tak terasa bergulir begitu saja
termasuk manusia yang merugikah saya ini?
termasuk manusia yang tidak bersyukur kah saya ini?
seorang teman berkata beberapa hari yang lalu
berfokuslah pada apa yang kau miliki saat ini, tuhan hanya akan memberi lebih apabila kau bersuyur & mensyukuri
jalani setiap harimu dengan hati yang lurus, jatuhkan dan lempar jauh ketidaknyamanan yang membelit hatimu
bentuk dan susun serpihan tubuhmu, agar ketika permainan ini usai dan tuhan memanggilmu
kau dengan senyuman kemenanangan sudah dapat melihat dirimu dalam bentuk yang utuh
sudah cukup lama saya tidak mampir di blog ini,
sudah lama saya tidak menjadi pengisi dan pencerita setia blog ini,
seperti yg saya telah lakukan di masa lalu
Saya pun juga menyadari, kehidupan saya kembali terarah membentuk suatu pola
yang bahkan saya sendiri saat ini kurang paham akan menjadi pola apa jalan yang saya lalui kali ini
ada masa masa dimana saya butuh waktu untuk menyelami lebih dalam makna dari jalan yg saya tempuh saat ini
ada masa masa dimana saya butuh bersedeku untuk mengetahui apa yang harus saya lakukan untuk mengerti keadaan ini
butuh waktu untuk menyelami makna dari setiap kejadian yang saya lalui.
Kenyataannya, saya kembali terombang ambing dalam pola ini
saya kembali terbawa arus kuat untuk menikmati perjalanannya, tetapi bukan melihat ujungnya
bukankah kita berpacu dengan waktu,
bukankah kita berpacu dengan keinginan keinginan yg terkadang menghempaskan mimpi kita ke dinding tebal
disaat keinginan itu tidak tercapai
bukankah kita berpacu dalam mencapai angan yang juga tidak mudah kita dapatkan.
angan yang memaksa kita untuk terus bangun dipagi hari dan berjalan menyusuri hari tersebut.
angan yang terkadang memaksa kita melakukan hal yang tidak kita inginkan, tetapi harus...
Saya ternyata tetaplah saya, yang tidak pernah belajar dari sebuah pola
saya malah kembali terhanyut dalam pola ini, pola kali ini...
segurat ujung sebenarnya sudah tampak samar disana
hanya saja saya menutup mata kembali pura pura tidak tahu
saya hanya ingin berhenti sejenak, untuk melihat lebih jauh apa makna sebenarnya yang ingin ia berikan kepada saya
saya butuh bernafas, mencari secercah makna untuk perjalanan yang saat ini saya hadapi
di hadapan saya masih buram
masih bisu dan gelap
sebagai insan, saya hanya bisa meminta dan berharap bahwa pola kehidupan
yg saya jalani kali ini akan membuat saya tersenyum di akhir perjalanan nanti
walau ujungnya sudah terlihat dan saya rasakan, kembali sekali lagi saya menutup rasa.
Sejujurnya, saya dan seluruh tenaga saya mulai memudar,
memudar terhempas gulungan waktu dan pola yang kembali membelit jari jemari saya.
kepala dan tubuh saya.
hari ini saya bertekuk lutut, mencoba menengadah keatas, meminta kembali pertolongan-Nya
atas kehidupan yang saya jalani saat ini, seolah olah waktu menjerat saya, memperlambat kembali langkah kaki saya
untuk mencapai apa yang menjadi tujuan akhir saya.
saya hanya berucap,
mengapa harus seperti ini lagi, bukankah yang terdahulu sudah cukup menghempaskan saya,
atau saya sebenarnya tidak pernah belajar akan sesuatu dan menjadi jera
bekas torehan luka yang ada dalam pola hidup saya akan tetap akan menjadi bagian dalam hidup saya.
bekas torehan yang hingga kini masih bisa saya cicipi bekasnya masih akan membelenggu kehidupan saya di masa yang akan datang
sejak itu adalah pola hidup yang saya terima dan saya jalani saat ini.
maka saya yakin menurut Tuhan " Ya..cicipi saja rasanya,
toh bukankan itu duri yg telah kau pilih untuk melukai sudut sudut pilumu?"
saya seketika hanya terdiam dan kembali menata hati, kembali berjalan pelan menuju ujung pola ini,
saya sebenarnya hanya butuh tahu ujungnya, yang mana sudah dapat dipastikan saya tidak akan tahu hingga saya jalani
sejauh mata memandang semua masih abu abu adanya.
walau sudah terasa sedikit demi sedikit akhirnya
saya hanya pasrah
menjalani hari yang tak terasa bergulir begitu saja
termasuk manusia yang merugikah saya ini?
termasuk manusia yang tidak bersyukur kah saya ini?
seorang teman berkata beberapa hari yang lalu
berfokuslah pada apa yang kau miliki saat ini, tuhan hanya akan memberi lebih apabila kau bersuyur & mensyukuri
jalani setiap harimu dengan hati yang lurus, jatuhkan dan lempar jauh ketidaknyamanan yang membelit hatimu
bentuk dan susun serpihan tubuhmu, agar ketika permainan ini usai dan tuhan memanggilmu
kau dengan senyuman kemenanangan sudah dapat melihat dirimu dalam bentuk yang utuh
Subscribe to:
Posts (Atom)