Monday, April 22, 2013

Fall

"Ping!!!
Neng, aku pengen ngerasain jatuh cinta lagi neng,
pasti bahagia banget yah neng, deg degan gitu ya
:-("

begitu kira kira isi bbman dari seorang sahabat masa kuliah saya,
saya hanya membalas nya dengan singkat, karena pagi inipun saya diburu buru meeting, senin pagi memang terkadang melelahkan..

"Sabar sayang, semua pasti akan indah pada waktunya,
right peson, right time and right place"
kita berdoa saja ya *hug*
"semoga Allah menggantikan semua rasa gak enak yang pernah kita rasakan ini dengan kebahagiaan yang luar biasa dengan imam yang dia pilihkan ^_^"

saya mencoba membalas curhatannya dengan nada datar, walau sebenarnya saya mengerti benar apa yang dia rasakan, saya hanya tersenyum sembari kembali memperhatikan meeting yang saya ikuti,

Kembali suara bbm saya berbunyi

"Iya neng, aku ingin sekali lagi jatuh cinta, sudah lama tidak merasakan perasaan itu.."
tapi kali ini aku ingin yang dewasa dan tidak memaksa."

Sekali lagi saya membacanya, tapi kali ini saya sudah tidak bisa lagi menyembunyikan emosi yang ada didalam hati saya selama ini, ingin saya membalasnya dan berkata, sayapun demikian wahai sahabat..
tapi logika saya berkata, semua ada waktunya, jangan kamu buat dia bertambah galau, tambah tidak enak hati, usia telah mengajarkan saya banyak hal gumam saya

Sahabat saya ini, sama seperti saya beberapa waktu yang lalu, mencoba kembali menata hidup setelah mengalami kehancuran hati yang berkeping keping, hanya beda beberapa saat dengan saya, tapi kini saya sudah bisa kembali menata hati, memperhatikan bahwa diluar sana masih banyak yang mendedikasikan hidupnya untuk menyayangi saya, orang orang yang sebelumnya tidak pernah saya berikan perhatian saya bahkan saya perhitungkan dalam hidup saya.
menohok memang, apa yang telah saya alami, menjadi pelajaran tersendiri bagi saya untuk berhati hati dan menjadi dewasa, bahwa apa yang terbaik untuk kita belum tentu apa yang kita ingingkan,

Sahabat saya baru saja mengakhiri hubungannya dengan pria yang selama ini dia impikan untuk menjadi pasangan hdupnya, hatinya hancur...saya tahu pasti itu. selalu menangis setiap hari..mencoba mengumpulkan kembali ceceran perasaan yang sudah remuk redam, "bukan karena tidak ada cinta lagi, tetapi karena keadaan" ujarnya..terdengar dangkal tetapi dalam, beberapa minggu yang lalu saya bertemu muka dengan sahabat saya ini, banyak kisah yang kami bagi disana, banyak cerita dan canda yang saya bawa untuk dia, sekuat tenaga saya mencoba membantunya membangun kembali kisahnya, "Biarkan saja angin dan doa membawamu ke orang yang tepat, sayapun tak tahu ada dimana dan siapa dia, tapi Allah maha tahu.."

Allah knows everything sayang, the hidden and unseen things, Allah knows everything, dont doubt it
Allah will give you the best..

Saat mengatakan kata kata itu, sebenarnya saya sedang berusaha bercermin dengan hati saya, kali ini saya sudah bisa melihat kembali indahnya sebuah harapan, walaupun saya sendiri belum tahu pasti ujungnya, tetapi saya yakini kata kata saya yang sudah saya lontarkan keluar tadi

"Allah knows everything, altough its unseen and hidden from you right now..."
you will find the answer in the right time

kembali sahabat saya membalas bbm saya tadi,
'iya neng, aku pengen kita  jatuh cinta sama pelabuhan terakhir  kita neng..."

Saya hanya mebalasnya dengan senyuman, "amin sayang, amin...semoga allah menijabah doa doamu ya sayang"..

Kembali saya mencoba memfokuskan diri saya pada situasi nyata saya, mencoba lepas dari dunia maya yang baru saja saya singgahi, saya menarik nafas panjang seraya berujar wallahualam bissawab neng Nita..
may allah taking care of us ya sayang, i love you so much bestie..





Monday, April 15, 2013

Sebenarnya kita atau tuhan yang menentukan



saya menyusuri jalan ini, tampak dingin dan lapang...
saya bahkan sadar betul saya sedang menyusuri jalan asing yang bahkan saya tidak mengira akan berada disini...

walau asing dan jauh dari yang pernah saya bayangkan, saya mencoba menikmati setiap momen perjalanan saya disini, saya yakin tuhanlah yang telah membawa saya menuju kejalan ini, saya tidak mau sedetikpun meratapi perjalanan saya kali ini.

seiring perjalanan saya disini, ternyata telah membuat saya belajar mengenai banyak hal, bahwa sesuatu yang selama ini saya lihat salah, bahkan saya sampai pernah tak mau melihatnya, belum tentu sepenuhnya adalah sebuah kesalahan. semua memang sudah ada jalannya, ada yang mengatur, dan sebagai makhluknya..apapun itu bentuk ketidaksetujuan kita, kita memang tidak berhak,
karena apabila tuhan berkehendak maka disinilah saya berdiri..

malam semakin meninggi, kali ini dinginnya melebihi batas kemampuan saya, saya hanya mengencangkan jaket usang yang saya kenakan, masih di jalan yang sama...saya berusaha menikmati setiap momentnya..
tidak mudah, tidak enak, bimbang dan bingung sudah menjadi bagian dalam perjalanan saya kali ini.
tapi tak ada satupun dari perasaan tidak menyenangkan itu saya keluarkan dari mulut saya.
kali ini mulut saya terkunci rapat, saya seperti memutus hubungan saya dengan seisi makhluk lain, yang biasanya menjadi penyambung keluhan saya.
kali ini saya memutuskan untuk menyimpannya sendiri, mungkin didalam hati..sayapun masih bingung mengenai apa yang sebenarnya harus saya keluhkan kepada mereka, tidak ada...

malam kali ini sangat gelap, mungkin apabila saya mencoba mendramatisir keaadaan ini, boleh dibilang malam ini sepekat perasaan saya yang masih terombang ambing saat ini, perasaan yang masih mencoba untuk mencari kebahagiaannya kembali, masih sangat rapuh dan masih sangat rawan untuk hancur kembali.
perasaan ini masih sangat takut untuk kembali mengecap kebahagiaan dan keluar dari jalan ini.

saya masih ingin disini?
tentu saja tidak, tetapi saya belum siap dengan hingar bingar dunia luar, masih terlalu takut untuk bisa keluar dari jalan yang saya tempuh kali ini,
hati kecil saya terkadang bertanya..
semua, apa yang terjadi didalam perjalanan kita sebenarnya adalah tuhan atau tubuh kita sendiri yang menentukan,
sebenarnya jawabannya sangat jelas, sejelas apa yang pernah saya rasakan dulu,
malam ini saya kembali mengencangkan jaket yang saya kenakan, jauh lebih kencang dari beberapa saat yang lalu,
saya masih menyusuri jalan asing ini, mencoba meraba dan melihat setitik sinar matahari yang menyambut pagi diujung sana,
masih dengan perasaan yang sama..saya melanjutkan perjalanan saya kali ini, saya yakin tuhan tahu yang terbaik untuk saya, dan sayapun yakin akan hasil dari perjalanan ini akan indah untuk saya.



Tuesday, April 9, 2013

Menghujani Jiwa yang Tandus

Malam ini hujan turun cukup deras,
bisa dibilang kali ini merupakan hujan perdana setelah beberapa bulan kota ini dirundung terik dan kekeringan,
suhu udara yang kering dan kurang bisa ditolerir telah membawa saya dan seisi ibu kota ini mengalami "kekeringan"

Walaupun  hujan kali ini telah membuat ibukota menjadi macet total, seperti hujan hujan yang datang sebelumnya, membuat orang orang didalamnya mengutuki dan mencaci maki nasib mereka,
tetapi  disini saya merasa beruntung dan sekaligus bersyukur.
Macet dan antrian panjang memang kerap kali terjadi, dan akan menjadi tradisi tersendiri di kota ini apabila hujan datang, tapi saya sedikit banyak percaya bahwa malam ini, tidak sedikit orang orang di kota ini yang mengucapkan rasa syukurnya.

Saya kembali menengadah menatap langit malam itu, beberapa tetesan air hujan membasahi wajah saya, saya hanya tersenyum.
saya membuka gadget android saya, pemberian seorang teman baik..
saya membuka beberapa situs sosial sekaligus, semua sudah terbuka secara online, siap untuk mengupdate saya mengenai berita berita terkini yang terjadi di balahan bumi tempat saya tinggal.
Saya hanya tersenyum kecil...sama seperti bayangan saya beberapa saat yang lalu, banyak sekali orang orang disana, makhluk makhluk sosial yang melepaskan dan menceritakan uneg uneg mereka malam itu, mengenai hujan

ada yang mensumpah serapahi hujan tersebut, tapi justru tidak sedikit pula yang mengucap syukur dengan hadirnya hujan malam itu.
Satu fenomena yang saya pelajari disini adalah malam ini hujan telah membawa auranya tersendiri, aura yang dapat membawa kebahagian, menghilangkan penat sekaligus membasahi jiwa jiwa kami yang telah mengalami kekeringan. Kali ini hujan telah membuat waktu seakan melambat, membuai, membuat kami masyarakat duniawi ini menjadi memiliki waktunya sejenak  untuk dapat sekedar memejamkan mata, meregangkan urat urat leher, dan juga mengistirahatkan jiwa jiwa kami yang telah menjadi kelam, menyeka luka luka hati kami yang ternyata belum sepenuhnya kering.

Yang diatas sana, memang sangat menyayangi kita, anugerah dalam bentuk hujan telah diberikannya kepada saya dan seisi kota ini. saya percaya setiap tetesan air yang turun dari langit tersebut telah membawa kesembuhan bagi jiwa jiwa kami yang berdosa ini.
Tapa saya sadari, sudah giliran saya mendapatkan taksi, renungan sesaat yang telah mengisi waktu saya barusan telah membawa saya menghadapi antrian yang dapat dibilang bak ular menari tadi. tapi kini tidak lagi, taksi yang dipilihkan oleh tuhan dan teruntuk saya telah berhenti tepat didepan saya, siap menghantarkan saya menuju rumah, rumah yang keberadaannya sering sekali saya caci maki, macet membuat semuanya tampak tidak indah dan juga tidak mudah untuk dijalani.
Kali ini, malam belum terlalu dalam, tetapi saya sudah bisa berjalan menuju rumah saya, saya nikmati keadaan kali ini, walau tubuh saya sedang tidak dalam kondisi yang prima saya tetap mensyukuri apa yang saya dapatkan hari ini, walau tumpukan pekerjaan seolah olah telah mematahkan tulang tulang saya, kali ini saya hanya ingin menikmati setiap tetesan hujan yang datang kepada saya.

sejenak saya berusaha menelaah tetes demi tetes karunia malam itu, sejenak saya memejamkan mata, saya sebenarnya tidak berani menatap keluar jendela taksi saya, taksi saya berhenti.kemacetan  total telah membuatnya berhenti, argo taksi yang saya tumpangi inipun bahkan tidak bergerak. saya hanya menghela nafas, mencoba merasakan urat urat leher saya mengendur, mencoba merasakan indera indera perasa saya yang mulai menetral.
saya mencoba untuk tertidur dengan mendengarkan lagu lagu yang ada didalam handphone saya, kali ini saya memilih lagu lagu dengan nada dan tension yang sama dengan suasana hati saya. sudah dua lagu dengan irama yang pas saya dengarkan, tetapi belum juga saya dapat tertidur, sekali lagi saya menghela nafas.

Kali ini handphone saya bergetar, seorang teman yang telah memberikan saya gadget ini menghubungi saya.
saya mencoba mengatur irama suara saya. mencoba mengangkat dan menjawab panggilannya. terdengar suara dia di kejauhan.

" halo dek...." ujarnya
" hai masss...kamu apa kabar" ujar saya mencoba menjawab sapaannya
" alhamdullilah baik, kamu gimana dek disana...?"
" alhamdullilah adek baik mas..." ujar saya.
" disana hujan yah dek..kamu sudah sampai kerumah?" terdengar oleh saya dia mencoba membuka pembicaraan diantara kami.
" iya nih hujan mas, disana hujan gak..."
" nggak donk, disini terang, agak mendung sedikit sih..." ujarnya sedikit menyombong.
" saya rindu kamu dek" terdengar gelak tawanya disana, dikejauhan...renyah tetapi dalam
" kamuuu sih pake acara pindah kota segala.." ujar saya berusaha menyambung pembicaraan kami, tanpa mengindahkan ucapannya barusan, menurut saya yang seharusnya berlalu biarlah berlalu
saya ingin melangkah lagi, ucap dan janji saya di hati

kami meneruskan percakapan kami malam itu, ada rasa rindu sebagai sahabat bercampur menjadi satu dalam percakapan kami, cukup lama kami berbincang, hingga menghantarkan saya melewati kemacetan yang luar biasa malam itu. cukup sampai disini saja gumam saya, sebelum pembicaraan kami menjadi lebih dalam lagi, dan membawa luka lama kembali, Saat ini bagi saya dia tidak lebih hanya seorang sahabat sekaligus kakak untuk saya.

saya sangat bersyukur kepada tuhan atas "hujan" malam ini, yang telah membawa kembali senyum dan ketenangan kepada saya dan juga kepada seisi kota malam ini. saya menuruni taksi saya yang telah berhenti tetap didepan rumah saya, sejenak tercium oleh saya aroma tanah kering yang tersiram hujan, baunya tak dapat saya ungkapkan dengan kata kata, ada unsur magis didalamnya, sekaligus membawa ketenganan jiwa.
Tuhan memang pengasih ujar saya dalam hati.