Malam ini, Anya berencana untuk datang bersama Tama sahabatnya sejak kecil ke pesta pernikahan Winda
mereka sudah membicarakan rencana ini lebih dari dua minggu yang lalu
Sebelum datang ke pesta winda
Anya dan Tama berjanji untuk bertemu di sebuah kedai kopi ternama dibilangan kota Jakarta
mereka bercakap cakap ringan seputar apa yang terjadi dalam hidup mereka selama 5 tahun terakhir ini
ya...kedua sahabat ini sudah tidak bertemu sejak 5 tahun terakhir,
terakhir kali mereka bertemu mereka masih duduk dibangku kuliah
Anya menyematkan anting berlian pemberian ibunya ketelinga mungilnya.
malam ini dia bertekad untuk tampil menawan, bukan untuk Tama atau juga untuk pria pria yang mungkin akan dia temui di
pesta nanti.Tapi untuk dirinya sendiri.
"Tama aku berangkat sekarang ya, kau dimana?" Anya mengetikkan BBM kepada Tama
" Oke, aku juga sudah dijalan Nya.."
" sip sip, see you ya Tam.."
Anya menyalakan mobilnya dan melaju dengan kecepatan sedang menuju kekedai kopi tempat dia akan bertemu Tama.
Cukup 45 menit dia tempuh untuk bisa sampai kesana.
"Aku sudah sampai ya Tam...", ketiknya seraya memesan secangkir kopi hangat kepada barista yang berdiri dihadapannya
"Sabar ya nya, aku sebentar lagi sampai.."
Setelah menunggu, duduk, dan menikmati kopi yang dipesannya, Anya akhirnya bertemu Tama..
"Tamaaaa....teriaknya, its been along time."
Tama pun melemparkan seruan yang senada dengan keterkejutan Anya."Iyaaaa.., Apa kabarmu.."
"Alhamdulilah aku baik Tam, Kau..."
Mereka saling menatap satu sama lain, ada rasa rindu akan kedekatan mereka beberapa tahun yang lalu,
mereka tetap bersahabat, mereka tetap bersaudara...Tama sudah seperti kakak bagi Anya
Tama memesan secangkir teh hangat untuk mengawali perbincangan mereka sore itu.
tak kurang dari 2 jam mereka habiskan dengan bertukar cerita dan canda, "5 tahun dalam 2 jam.." ujar Tama seraya tertawa
"bercerita apa saja denganmu tetap seru nya, walau sudah banyak yang kita lalui masing masing selama 5 tahun ini.."
Anya hanya mengangguk sembari menyeruput kopinya.."Kau benar.." mereka kembali tertawa.
"Tam..kita harus berangkat sekarang, kita akan telat ke pernikahan Winda. kita juga bisa kehabisan makanan disana" Anya tergelak
" oh, baiklah..." Tama dan Anya meninggallkan tempat duduk mereka dan bergegas pergi ke parkiran
Sepanjang perjalanan, mereka melanjutkan percakapan mereka...tawa dan suasana hangat menemani mereka.
* Pernikahan Winda
Baru saja Anya melangkah turun dari mobil Tama, dia sudah disambut oleh teriakan nyaring seorang perempuan
"Anya......" teriak perempuan itu, suaranya renyah dan melengking, Anya segera mengetahui suara siapa Itu..
"Itaaaaa....hai, long time no see" Anya memeluk Ita yang terlihat berbeda,
Ita sekarang berambut panjang dan sangat cantik, begitu eksotis
"hei Ita, kenalkan ini Tama..." dia sahabatku.
Tama dan Ita saling berjabat tangan,
mereka melangkah masuk kedalam ruangan pesta disertai dengan guyonan guyonan kecil
mereka cukup kagum akan kemewahan ruangan pesta pernikahan Winda malam itu
Setelah menit kelima mereka memasuki ruangan pesta itu,
belum lagi Anya menemui sahabatnya dan memberikan ucapan selamat.
pandangan dia terhenti pada sesosok pria yang sudah dikenalnya melalui sebuah foto,
pria itu adalah Bang Rindra dia tahu pasti itu.
kakak sepupu winda yang dijodohkan oleh sahabatnya itu dengannya.
Di foto orang itu tampak biasa saja, tapi kali ini dia terbelalak memandang Rindra, sangat tipenya...
"Winda tidak salah bilang, dia memang tampan..tapi kenapa masih sendiri.." sebuah tanda tanya besar untuknya
Terlihat dari kejauhan Bang Rindra tidak pergi dengan siapapun,
tidak ada wanita yang menemaninya, dengan jas hitamnya dia sibuk memutari
ruangan untuk mencari makanan, sempat Anya hendak menegurnya..tapi langkahnya terhenti, Tama yang sedang berbincang dengan Ita
tiba tiba memanggil Namanya "Nya...diluar ada kambing Guling tuh, ayo kesana.."
Anya memundurkan langkahnya dan mengiyakan ajakan Tama dan Ita,
Dia memutuskan untuk tidak menyapa Bang Rindra malam itu
tanpa alasan yang pasti.
Tidak saat ini, kalau jodoh pasti bertemu lagi kok, gumamnya menahan diri
"ada segurat luka yang belum sembuh dihati Anya.."
Anya berlari kecil menuju Ita dan Tama, "Mana kambing gulingnya..aku mau donk"
Anya tersenyum pada Tama, dia mengambil semangkuk mie dengan potongan kambing guling diatasnya
" Jangan makan banyak banyak An, nanti kamu gemuk.."
Anya hanya tertawa, mereka menghabiskan malam itu dengan melanjutkan cerita hidup mereka
mimik serius, jahil dan ceria mewarnai atmosfer diantara mereka
walau demikian aku masih merasa "my cup still half empty.." ujar Anya dalam hati.
dimana aku bisa mencari "dia" yang bisa mengisi separuhnya lagi
continue