Wednesday, June 19, 2013

Insan Dunia

insan dunia

kemilau hari matahari bercahya

menerangin pagi bahagiaku

ini rasa kembali lagi

walau jauh kuraih itu semua....

cumbumu senyummu

menjauh ku melamun

andai engkau kini

menjadi tambatan hati

kanku insani duniamu

kini selalumu...

sudah bertahun ku mencari

betapa kau yang selalu kini...

wahana hati padaku

peluk hatiku selalu

nan indah akanku selalumu...

andai kini kau di sisiku saatmu

Miyamoto-Haznam '14

Tuesday, June 18, 2013

Disudut Penantian

Disudut Penantian

Disudut penantian

Pandanganku terhenti tatkala aku melihat wanita tua itu

dia duduk sendiri disudut jendela,
dia memilih kursi yang tepat gumamku dalam hati
matanya nanar, dia hanya memandang laut yang sore itu tampak kelabu
diam...
dalam..
banyak rasa dan emosi yang lepas disana,
aneh..tapi aku mampu melihatnya



sesekali dia menghisap rokoknya
rokok tua yang sudah usang, terlihat dari warnanya yang lebih mirip cerutu
dia menghela nafas sesekali..
tampak kecewa sekaligus tak putus asa.

kuperhatikan dengan seksama raut wajahnya
tempaan hidup yang cukup dramatis tampak sekali membingkai kerutan kerutan di wajah itu
tubuhnya sangat tua, sangat lelah

aku tidak lagi memperhatikan lawan bicaraku yang sedari tadi tidak menyadari pandanganku
kepada wanita tua itu.
kembali kuperhatikan dia..
perhiasannya sungguh lengkap..
sudah kuno memang, tapi tampak banyak cerita yang tersimpan didalam perhiasan itu
usang..itu kata yang tepat untuk menjelaskan apa yang dipakai wanita tua itu.
tepatnya apa yang ada pada dirinya

ini kali pertamaku datang ke kedai ini,
akupun menghentikan langkahku disini, karena cuaca sangat dingin
beberapa kali aku meniup niup tanganku,
hangatnya secangkir kopi dan tungku yang tak jauh dariku
melengkapi titik nyaman yang aku rasakan sore ini

seorang pria tengah baya menghampiri kami,
dia menawarkan kami untuk mengisi kembali cangkir kopiku yang telah kosong
aku menganggukan kepala...
dia tampak menyadari, sepenuhnya perhatianku tertuju pada wanita tua disudut jendela itu,
mataku masih menari nari mencari tahu sesuatu dari dirinya

"dia disana setiap hari..."
pria tua itu tiba tiba saja, melontarkan kalimat itu, membuyarkan konsentrasiku terhadap wanita tadi
"hahh..apa?" ujarku setengah terkejut
" iya dia disana setiap hari, dia menunggu kekasihnya.."
pria itu menjelaskan santai sambil menungkan kembali kopi hangat ke cangkirku.
dia tampak paham sekali apa yang sedang menjadi perhatianku

"sudah sejak dua puluh tahun yang lalu dia disini" pria itu setengah berbisik kepadaku dan temanku
"oh ya, apa yang dia lakukan? setiap hari? disini? " ujarku
" iya, setiap hari..hampir tidak pernah absent.." pria itu kembali berbisik, dia tampak takut wanita itu menyadari perbincangan kecil kami.
di kejauhan tampak wanita itu menghisap dalam rokoknya.



"Menurut orang orang, dia menunggu kekasihnya. kekasihnya yang tidak pernah kembali.."
pria tua itu semakin membungkuk untuk berbisik kepadaku. bau alkohol yang pekat jelas tercium olehku. dia sungguh bau, aku tak tahan...

"apa yang terjadi dengan kekasihnya?" aku bertanya seraya meniup niup tanganku.
" Ditelan buih laut" ujarnya mengernyitkan dahi
" pria itu konon mati dalam perjalanan kembali ke sini, kapalnya karam..dan itu terjadi sekitar 21 tahun yang lalu.."

mataku kembali menatap wanita itu, dia masih tidak menyadari telah menjadi bahan obrolan kami sore itu,
tatapannya dalam, memang benar ia tampak menunggu sesorang untuk datang.
pandangannya kosong, tetapi penuh harapan...
terlihat jelas tubuhnya sudah lelah menunggu, tapi mungkin tak senada dengan hatinya yang tidak pernah menyerah.

"kau tahu, dia selalu meninggalkan sebuah nama di tissue kopinya..ALFRED"
pria tua itu berjalan pelan meninggalkan kami.


Sejam kemudian kami memutuskan untuk kembali kerumah, wanita itu masih duduk disana
menikmati secangkir kopi dan roti gandum miliknya.
Menu yang tidak berganti selama dua puluh tahun terakhir ini.
Dia masih menunggu pria itu..
Alfred-nya yang entah kini ada dimana..
aku kembali melemparkan pandanganku padanya
kali ini dari luar jendela..
semoga dia dapat menemui Alfred-nya
suatu hari nanti..

Catatan Cireng

Semangkuk Cireng Panas yang baru saja digoreng
menghangatkan tenggorokan saya sore ini
ditemani oleh secangkir teh manis hangat
saya menyantap beberapa dari cireng yang tersuguh apik didepan saya
satu persatu saya nikmati
diselingi hangatnya teh yang membasahi tenggorokan saya

makanan sederhana ini, memberikan catatan sederhana kepada saya
catatan mengenai hidup yang saya dan manusia lainnya jalani.
terbuat dari bahan sederhana, diolah secara sederhana dan disuguhkan secara apik
siapapun yang mau bisa membuatnya,
siapapun yang menyukainya bisa menyantapnya seperti saya sore ini
siapapun yang menginginkannya tidak akan kesulitan untuk mendapatkannya

jauh dari kesan makanan mewah yang saya makan beberapa waktu yang lalu
makanan mewah yang tidak mengenyangkan sekaligus merogoh kocek hingga ratusan ribu rupiah
tentu saja jauh diluar jangkauan penggemar cireng yang sekedar stop sepulang kerja
dan mengeluarkan uang 5000 perak lusuh dari koceknya
untuk menyantap makanan kampung ini dengan puas.

Saya perhatikan cireng yang saya makan kali ini
putih dan hangat, hanya saja dibeberapa bagian ada butiran butiran berwarna hitam kecoklatan
entahlah...
apakah itu kotoran dari minyak yg digunakan
apakah itu merupakan bumbu penyedap yang ditambahkan pada saat pengolahan

yang jelas, begitulah hidup
walau tampak putih dan jauh dari masalah, apabila kita perhatikan masih ada bercak bercak pengotor yang menempel didalam dan juga dipermukaannya
ada beberapa yang tampak lebih banyak dibagian luar
tetapi ada juga bercak pengotor  yang tampak terlihat lebih banyak dibagian dalam cireng ini

setiap cireng yang tersuguh dihadapan saya sore ini
walau tampak serupa , tentu saja tidak sama
sejenak saya mencoba memperhatikan bentuknya
indeed SERUPA TAPI TAK SAMA

sama seperti manusia, tampak sama diluar dan bentukannya
tetapi memendam cerita dan noktah yang berbeda beda
sama seperti makanan ini,
tentunya tidak mungkin bukan, ketika saya memutuskan untuk menelan salah satu dari mereka
saya harus membuka dan melepaskan bintik bintik pengotornya satu persatu

justru saya sadari, beberapa diantara pengotor itu justru yang membuat cireng ini menjadi nikmat untuk disantap
begitulah hidup, tidak terlepas dari "Pengotor Pengotornya"
pengotor yang tidak dapat kita pilih akan berada dibagian dalam atau justru hanya dipermukaan hidup kita.
yang bisa kita lakukan, santap dan nikmati..
karena kombinasi dari bahan sederhana, pengolahan sederhana dan beberapa bercak pengotor yang ada didalamnya justru membuat hidup kita menjadi lengkap dan nikmat

Saya menutup laptop saya sore ini, kembali menyantap satu buah cireng yang sudah mulai dingin
saya bergumam dalam hati, ini yang terakhir

Catatan Cireng, 2013
RVS








Something is better left unsaid

Terik matahari menerpa wajah saya
Sekejap membakar kulit saya yang sebenarnya sudah mulai memerah sejak kemarin
Saya hanya diam bermandikan cahanya
Saya hanya berdiri disini berusaha menantang sinarnya

Tapi saya kalah
Tapi saya tak kuasa
Ada kata kata yang tak terucap
Ada kata kata didalam jiwa terdalam yang tidak mungkin terucap di bumi ini
lebih tepatnya didunia saya
Ada sisa kata kata yang sayapun yakin sudah bukan waktunya lagi untuk saya muntahkan
sudah bukan waktunya lagi...

Masih pada posisi yang sama. saya berusaha menentang matahari
saya semakin terbakar
kulit saya semakin memerah dan berdarah
kembali saya berusaha bertahan
kata kata itu lebih baik hancur didalam jiwa terdalam saya
kata kata itu lebih baik saya sadari bahwa itu hanya debu masa lalu yg harus dikubur jauh di lautan hati saya

Tidak semua hal bisa diucapkan
Tidak semua hal dan isi hati bisa dengan mudah diutarakan
Tidak semua apa yang kita mau bisa kita ucapkan

Saya benar menyadari bahwa, ada hal hal tertentu yang memang better left unsaid,
dibawa
dikubur
dan dihempas
ke ujung relung jiwa terdalam
hingga kita lupa, walau sebenarnya selalu ada
hingga kita lupa, walau sebenarnya selalu ingat

Kata kata...
hanya sebatas untaian kalimat bermakna dan tidak bermakna
yang mungkin tidak semua dapat menjadi prosa
yang mungkin hanya akan menjadi bermakna bila menjadi asa diujung jiwa yang lara

Hari ini, masih dengan prinsip yang sama,
saya kembali membiarkan matahari menerpa wajah saya
mengunci kata kata yang lebih baik berdiam diujung asa



Saturday, May 25, 2013

Deserve to be Happy

Hari ini saya menghabiskan sisa weekend saya bersama seorang sahabat karib

sebut saja kami sahabat lama
sahabat sejak kami sama sama merangkak meniti masa depan kami yang saat ini masih bisa dibilang cukup belia
tidak terlalu belia mungkin, karena beberapa dari hasil keringat kami sudah bisa kami nikmati hari ini

Dia memang sahabat sejati saya..menurut saya
beberapa ucapannya hari ini, tanpa saya sadari mampu membuat saya yg telah lama dibentengi tembok nan kokoh ini
mampu meneteskan air mata....

dimulai dari ucapan dia yg berkata, apakah kamu dulu ingat ketika kita masih mahasiswa di jogja?
dan apakah kamu melihat apa yang kita makan dan rasakan hari ini, ini hasil jerih payah kita
kita mungkin memang terlahir dari keluarga yg tidak sempurna, yang masih ada kekurangannya disana dan juga disini. tapi itu adalah anugerah yang harus kita syukuri.
karena keadaan itu yang menempa kita menjadi sosok kita saat ini. sosok yang kuat dan mampu berdiri disini, ditengah badai kehidupan yang mungkin akan datang silih berganti

hari ini sahabat saya menggenggam tangan saya, she said "You deserve to be happy.."
saya tahu pasti yang lalu sangat menyakitkan hatimu, menghancurkan impian yang telah terjalin menjadi serpihan serpihan kaca yang menembus kulit mu, yang mengganggu setiap langkahmu, tapi saya mohon tolong..hentikan hari ini, you deserve to be happy, kita hanya hidup satu kali..nikmati
isi dengan kebahagiaan.

Kamu tahu sesuatu..ujarnya lagi, kenapa Tuhan memberikanmu sesuatu yang luar biasa untuk kau jalani, berbeda dari orang orang lain yang hidup dengan keadaan serba ideal, terkadang sama sepertimu , akupun merasa iri...mengapa kita tidak bisa mendapat yang biasa biasa saja, mendapat yang lurus lurus saja.
baru saya sadari sekarang kalau kita adalah orang orang terpilih yang mampu untuk menghadapi cobaan sejenis itu..we are stronger than them whom we envy.


saya terdiam sekejap, air mata saya menetes tanpa terasa, ada sesuatu yang terbakar dalam jiwa saya.
Ternyata selama ini saya telah membentengi diri saya, jiwa saya dengan salur salur tebal yang menjulang tinggi
salur salur ini telah menutup hati saya dan membuat kebahagiaan saya menjadi jauh, jauh dari kehidupan saya. kini saya mengerti kuncinya adalah pada rasa bersyukur dan percaya saja, bahwa semua hal yang terjadi dalam hidup kita memiliki alasannya tersendiri

bahwa..
saya yang egois ini harus mampu berlapang hati
saya yang egois ini harus mampu melihat segala sesuatunya bukan dari kaca mata saya
saya yang egois ini harus mampu menundukkan kepala dan mengedepankan rasa percaya
saya yang pernah patah ini harus mampu bangkit kembali dan membuka jalan lagi
saya yang pernah patah ini harus mampu berjalan dan bersyukur atas semua yg ada di depan saya
saya yang selalu melihat segala sesuatu dari sisi kesempurnaan harus percaya bahwa tidak ada yang sempurna
bahkan diri saya sangat jauh dari sempurna, jadi mengapa saya mengharap sesuatu yang sempurna
saya yang egois ini harus belajar menerima apa yang menjadi porsi saya

sahabat saya kembali berkata
hidup ini perjalanan, setiap pattern yang terbentang diantara setiap orang berbeda,
setiap orang memiliki jalan hidupnya sendiri. memiliki batas dan periuknya sendiri
lantas mengapa mesti kita gusar, sayangi apa yang ada didepan mata kita saat ini
jangan mengejar dan mencari yang tidak ada, jangan memaksa diri untuk terus menjadi batu
saya tahu itu melelahkan..

seperti saya, sebenarnya saya takut mati..ujarnya
kalau mati kita sendiri, hanya amal ibadah yang kita bawa
saya percaya mati itu pasti akan datang, cepat atau lambat
oleh karena itu saya mau bahagia, saya mau meraih yang saya inginkan, walau saya juga tidak mau memaksa tubuh saya untuk meraih itu semua. kamupun harus begitu..harus bahagia
dan yang bisa membuat kita bahagia didalam hidup ini hanya kita, perbuatan kita, sikap kita dan rasa bersyukur kita atas semua nikmat yang telah Dia beri







Monday, May 13, 2013

Pencitraan Materi

Beberapa hari yang lalu ketika saya pulang dari rumah teman saya
saya ingat sekali, hampir larut..ayah saya bahkan sudah menanyakan dimana keberadaan saya.

seorang teman dekat mengirimkan pesan singkat kepada saya,
sekedar menyapa dan menanyakan keadaan saya
saya sempat mengernyitkan dahi saya, semalam ini dia belum tidur?
ah mungkin dia juga barusan selesai menikmati malam minggu kali ini sama seperti saya.

ketika menggaungkan nama sahabat saya ini dikepala, seketika saya langsung teringat dengan curhatan dan cerita dia sekitar setahun yang lalu kepada saya.

Sahabat saya ini bisa dibilang  berasal dari keluarga kaya raya. Dia diberikan anugerah oleh tuhan untuk bisa membeli puluhan bahkan ratusan baju dan sepatu hasil rancangan desainer ternama yang mendunia, dengan mudahnya dan tanpa melihat dan mengintip koceknya. Saat itu seorang teman memperkenalkan dia dengan  pria yang tidak kalah kaya dengan dia, sepadan ujar mereka.
teman saya itu menceritakan detil pertemuan dia dan pria tersebut di kencan pertama mereka.

Sahabat saya ini terus mengupdate saya dengan cerita cerita yang terjadi selama kencan mereka,
sang pria menjemputnya dengan mobil terkini yang dapat dibilang tidak akan dapat dibeli oleh orang awam seperti saya. Harganya selangittttt..

Sahabat saya pun memulai date nya malam itu dengan bersolek menggunakan make up high class berharga puluhan juta, gaun gaun satin dan tas bermerk desainer dunia, tidak lupa malam itu dia mengenakan sepatu nan mahal yang sepertinya memang diperuntukkan untuk dipamerkan, tetapi bukan untuk membantu seseorang berjalan, mengapa demikian?
tentunya kita sama sama mengetahui sepatu sepatu mahal jenis itu.
sahabat saya menceritakan dengan detil kepada saya, bahwa kakinya terluka dan sakit setiap kali dia melangkahkan kakinya dengan sepatu nan mahal itu.

tentu saja, malam itu mereka makan direstoran mewah disalah satu hotel bintang lima di kota ini, yang pada saat saya tanya, harga per sekali makan disana bisa merogoh kocek sang pria hingga jutaan rupiah, cukup fantastis untuk sebuah makan malam. Mereka jelas menikmati makanan tersebut, mereka jelas menikmati suasana romantis yang dihadirkan di restoran mewah itu, tapi mereka jarang dan hampir tidak berbicara satu sama lain. Mereka malah saling asyik dengan gadget mewah mereka masing masing, sahabat saya ini justru mem-bbm saya dan bercerita bahwa mereka tak banyak bicara malam itu, saya sempat mencibir dalam hati "kencan macam apa itu..", sahabat saya ternyata tidak menikmati malam penuh taburan uang saat itu.
Kencan yang terkadang menjadi dambaan orang orang awam seperti saya.

Ternyata dia tidak suka makanannya, dia tidak suka pakaian dan sepatu yang ia kenakan, karena harus memaksa dia untuk tidak menjadi dirinya sendiri, dia tidak suka dijemput oleh mobil mewah milik pria itu, dia bahkan bercerita dia hampir terjerembab karena mobil tersebut relatif tinggi dan sangat tidak sesuai dengan tubuh mungilnya yang saat itu mengenakan sepatu super duper tidak nyaman tersebut.
" Lo bayangin pas gw turun dari mobil itu, gw hampir tersungkur oci.."
ujarnya, sayapun hanya tertawa membaca bbm dari dia malam itu.

Mendengar keluh kesahnya, saya lantas berujar.
" Yasudah , kita ngedate aja minggu depan, tapi lo gak usah pake sepatu mematikan itu, gak usah pake dres-dresaan segala, kita pake kaos, sendal jepit and jeans saja, kita naik mobil aku aja, gak usah pake alphardmu itu...kita makan nasi goreng di tebet aja yuk, aku tahu ada yang enak, kamu pasti suka.."

sahabat saya itu, menyanggupi ajakan saya tanpa ragu,

Seminggu kemudian, kami "berkencan" , kencan kami kali ini diisi oleh percakapan yang hangat seputar dunia kami,
kami penuhi perut perut karet kami dengan makan di warung pinggir jalan, menggerai rambut kami yang terurai panjang saat itu, cukup mengenakan kaos dan celana jeans. Itu saja kami mampu menciptakan romantika antar dua sahabat yang sudah lama tidak bertemu.

Kami duduk bersila disana tanpa adanya pencitraan diri yang berlebihan untuk menciptakan impresi duniawi.

Setahun yang lalu, walau kami duduk di pinggir jalan, kami sama sekali tidak khawatir dengan apa yang orang pikirkan tentang siapa kami, apa yang kami kenakan, apa yang kami makan, disana kami melucuti semua atribut duniawi dan material yang menempel di tubuh kami.

Kami hanya berusaha menjadi diri kami apa adanya, itu yang saya suka dari dia
kemewahan duniawi tidak mengubah "isi" dari sahabat saya ini.
semoga dimasa yang akan datang, hal yang sama akan tetap bertahan dalam diri dan jiwa saya

Thursday, May 9, 2013

Saya dan Sahabat

Kemarin tepatnya saya bertemu dengan dua orang teman terbaik saya
saya mengenal mereka sejak saya duduk di bangku SMA dulu
hmm. kalau diingat ingat itu sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu.
tepatnya tahun 2000
saat itu kami berlima


didalamnya ada saya, Iis, Windy, Asti dan Arin
tapi pada pertemuan kali ini, hanya mereka berdua yang bisa bertemu dengan saya
ada rasa rindu dalam pertemuan kami kali ini,
ada banyak ucapan dan cerita yang sudah kami tahan begitu lama, yang sempat lama tidak tersampaikan
ada banyak cerita cerita lama yang ingin kami ulas
ada banyak tawa yang tertahan, yang ingin kami bawa di hari ini

Dimulai dengan gosip seputar guru guru semasa sekolah, yang saat ini sudah pensiun, dan bahkan sudah ada yang meninggal
diselingi oleh canda tawa "bodor" yang mengharu birukan suasana siang ini,
hingga cerita cerita penuh makna lainnya yang menghantarkan kami ke penghujung hari ini


Kami masih muda, masih banyak yang ingin kami raih dalam hidup ini
kami juga menyadari bahwa banyak dari cita cita kami semasa dulu yang sudah kami raih, salah satunya adalah kami kembali berkumpul dikota ini


kami pun menyadari bahwa masih banyak juga ternyata hal hal lain yang masih ingin kami gapai
bersama orang orang terkasih kami
semua butuh proses, kamipun menyadarinya
windy berkata " apapun yang kita jalani dalam hidup ini, stay here..dan selalu ada untuk satu sama lain, kita ini saudara"


terbukti waktu dan jarak tidak menjadi penghalang bagi kita untuk kembali disini hari ini, berbagi rasa."
Saya hanya menggangukkan kepala, hal itu terbukti benar..
ketika ada hal hal dalam hidup saya yang bahkan saya tidak bisa menceritakannya kepada keluarga saya
mereka hadir disini untuk membawa ketenangan dan logika saya untuk kembali menapaki tanah ini
hal yang sama juga terjadi pada masing masing dari kami

------
Iis memecah kesunyian sore itu, setelah kami nonton film yang salah dideskripsikan oleh windy " iya ini thriller, seru deh yang main Hale berry"
hahahha, ternyata dia salah film, kami menertawakan kebodohan yang kami lakukan
"kamu sih terlalu doyan sama film, sampai salah deskripsi.." ujar saya
"iya habisnya judulnya mirip mirip sih" ujarnya berusaha membela diri
kembali gelak tawa pecah diantara kami


Iis hanya memukuli bahu windy, karena dia begitu benci dan tidak suka dengan film horror yang kami tonton barusan.
saya hanya tertawa melihat tingkah kedua sahabat saya tadi




Kami kembali disini hari ini, dengan semua cerita kami
dengan semua penat yang menghampiri kami selama ini.
saya cinta mereka, saya cinta sahabat sahabat saya ini..
tepatnya kami saling mencintai

Insyalah apabila windy telah pindah ke Bima
dan Iis telah pindah ke Sumba, kami tetap bisa bertemu disini. dilain kesempatan dalam keadaan terbaik oleh masing masing dari kami

Tiba tiba saja tuhan kembali menghadirkan rasa ini

Saya sebagai seorang pribadi yang akhir akhir ini,
hmmm tepatnya dua tahun terakhir ini menjadi sosok yang sangat dingin dan banyak mengesampingkan perasaan mengenai yang namanya "cinta"
kini saya kembali terhenyak oleh jalan yang dipilihkanNya untuk saya

Banyak hal hal tidak terduga yang masuk begitu saja dalam hidup saya, lately...
tanpa adanya tanda tanda yang berarti apalagi kata "permisi"
hal semula yang tadinya kosong dan bahkan saya tidak kepikiran untuk mengisinya kembali tiba tiba dipenuhi oleh rasa yang sudah lama pergi.
yang mungkin saya sudah lupa bahwa perasaan itu begitu nyaman dan tulus
indah rasanya...
menenangkan bathin ini yang tak terasa sudah lama merindunya.

ada gelora disana
ada tarikan nafas terhadap rasa percaya sekaligus cinta
ada rasa nyaman yang sudah lama pergi dan kini kembali
ada perasaan perasaan asing yang dulu pernah ada dan kini kembali menyelimuti hati saya

terkadang saya merasa ini terlalu cepat
begitu cepat, sampai saya sendiri takut bahwa ini akan cepat juga berlalunya
tapi hati kecil saya percaya, jalani saja dan niatkan bahwa memang ini jalan yang sudah dipilihkan untuk saya

Setahun yang lalu, semua hal sudah saya rencanakan dengan baik dan mantap
bahwa tahun ini akan menjadi tahun bagi saya dan teman teman terbaik saya untuk menikmati hidup kami,
masa muda kami, kesendirian kami
uang kami...
semua hal sudah saya rencanakan dari A sampai Z dengan mantap dan pasti
tapi sekali lagi Tuhan memang tahu waktuNya, tahu apa yang terbaik untuk saya lalui.
bukan rencana saya, melainkan rencana Nya

tanpa saya pernah berharap bahwa hal ini akan terjadi, dan ini terjadi...
saya kembali merasakan getaran itu,
getaran yang sudah lama pergi,
getaran yang bahkan hati saya percaya bahwa sebenarnya memang tidak ada rasa tulus disana
tidak lagi percaya bahwa rasa bahagia yang dia bawa memang ada
menentramkan jiwa saya yang kering dan tak lagi peduli.

dulu, sisa dan bekas dari rasa itu begitu sakit, menyakitkan jiwa dan raga saya
saya sampai tidak mau lagi membayangkan rasanya, apalagi merasakannya secara langsung
masih belum siap untuk menerima kegagalan dan luka itu kembali
tapi kini, tuhan kembali tanpa permisi membukakan anugerah akan rasa itu kepada saya,
tidak banyak yang saya harapkan,
saya hanya menginginkan bahwa rasa ini tulus dan kuat,
yang pada akhirnya akan berujung kebahagiaan hakiki untuk saya
tidak ada lagi kata luka, tidak ada lagi kata dendam, tidak ada lagi rasa ragu dan tidak percaya bahwa  rasa itu memang benar ada
saat saya menatap langit malam ini, saya hanya berharap ini memang benar dari Tuhan, Dia yang pilihkan untuk saya
Dia yang kembali menumbuhkannya untuk saya
semoga kali ini bukan lagi sebuah pembelajaran melainkan sebuah ujung dan sekaligus awal yang baru,
semoga kali ini satu lagi puzzle saya, telah saya temukan untuk melengkapi kebahagiaan dalam hidup ini

Wallahu Alam bissawab, Hanya Tuhan yang tahu akan indahnya rasa ini.

Monday, April 22, 2013

Fall

"Ping!!!
Neng, aku pengen ngerasain jatuh cinta lagi neng,
pasti bahagia banget yah neng, deg degan gitu ya
:-("

begitu kira kira isi bbman dari seorang sahabat masa kuliah saya,
saya hanya membalas nya dengan singkat, karena pagi inipun saya diburu buru meeting, senin pagi memang terkadang melelahkan..

"Sabar sayang, semua pasti akan indah pada waktunya,
right peson, right time and right place"
kita berdoa saja ya *hug*
"semoga Allah menggantikan semua rasa gak enak yang pernah kita rasakan ini dengan kebahagiaan yang luar biasa dengan imam yang dia pilihkan ^_^"

saya mencoba membalas curhatannya dengan nada datar, walau sebenarnya saya mengerti benar apa yang dia rasakan, saya hanya tersenyum sembari kembali memperhatikan meeting yang saya ikuti,

Kembali suara bbm saya berbunyi

"Iya neng, aku ingin sekali lagi jatuh cinta, sudah lama tidak merasakan perasaan itu.."
tapi kali ini aku ingin yang dewasa dan tidak memaksa."

Sekali lagi saya membacanya, tapi kali ini saya sudah tidak bisa lagi menyembunyikan emosi yang ada didalam hati saya selama ini, ingin saya membalasnya dan berkata, sayapun demikian wahai sahabat..
tapi logika saya berkata, semua ada waktunya, jangan kamu buat dia bertambah galau, tambah tidak enak hati, usia telah mengajarkan saya banyak hal gumam saya

Sahabat saya ini, sama seperti saya beberapa waktu yang lalu, mencoba kembali menata hidup setelah mengalami kehancuran hati yang berkeping keping, hanya beda beberapa saat dengan saya, tapi kini saya sudah bisa kembali menata hati, memperhatikan bahwa diluar sana masih banyak yang mendedikasikan hidupnya untuk menyayangi saya, orang orang yang sebelumnya tidak pernah saya berikan perhatian saya bahkan saya perhitungkan dalam hidup saya.
menohok memang, apa yang telah saya alami, menjadi pelajaran tersendiri bagi saya untuk berhati hati dan menjadi dewasa, bahwa apa yang terbaik untuk kita belum tentu apa yang kita ingingkan,

Sahabat saya baru saja mengakhiri hubungannya dengan pria yang selama ini dia impikan untuk menjadi pasangan hdupnya, hatinya hancur...saya tahu pasti itu. selalu menangis setiap hari..mencoba mengumpulkan kembali ceceran perasaan yang sudah remuk redam, "bukan karena tidak ada cinta lagi, tetapi karena keadaan" ujarnya..terdengar dangkal tetapi dalam, beberapa minggu yang lalu saya bertemu muka dengan sahabat saya ini, banyak kisah yang kami bagi disana, banyak cerita dan canda yang saya bawa untuk dia, sekuat tenaga saya mencoba membantunya membangun kembali kisahnya, "Biarkan saja angin dan doa membawamu ke orang yang tepat, sayapun tak tahu ada dimana dan siapa dia, tapi Allah maha tahu.."

Allah knows everything sayang, the hidden and unseen things, Allah knows everything, dont doubt it
Allah will give you the best..

Saat mengatakan kata kata itu, sebenarnya saya sedang berusaha bercermin dengan hati saya, kali ini saya sudah bisa melihat kembali indahnya sebuah harapan, walaupun saya sendiri belum tahu pasti ujungnya, tetapi saya yakini kata kata saya yang sudah saya lontarkan keluar tadi

"Allah knows everything, altough its unseen and hidden from you right now..."
you will find the answer in the right time

kembali sahabat saya membalas bbm saya tadi,
'iya neng, aku pengen kita  jatuh cinta sama pelabuhan terakhir  kita neng..."

Saya hanya mebalasnya dengan senyuman, "amin sayang, amin...semoga allah menijabah doa doamu ya sayang"..

Kembali saya mencoba memfokuskan diri saya pada situasi nyata saya, mencoba lepas dari dunia maya yang baru saja saya singgahi, saya menarik nafas panjang seraya berujar wallahualam bissawab neng Nita..
may allah taking care of us ya sayang, i love you so much bestie..





Monday, April 15, 2013

Sebenarnya kita atau tuhan yang menentukan



saya menyusuri jalan ini, tampak dingin dan lapang...
saya bahkan sadar betul saya sedang menyusuri jalan asing yang bahkan saya tidak mengira akan berada disini...

walau asing dan jauh dari yang pernah saya bayangkan, saya mencoba menikmati setiap momen perjalanan saya disini, saya yakin tuhanlah yang telah membawa saya menuju kejalan ini, saya tidak mau sedetikpun meratapi perjalanan saya kali ini.

seiring perjalanan saya disini, ternyata telah membuat saya belajar mengenai banyak hal, bahwa sesuatu yang selama ini saya lihat salah, bahkan saya sampai pernah tak mau melihatnya, belum tentu sepenuhnya adalah sebuah kesalahan. semua memang sudah ada jalannya, ada yang mengatur, dan sebagai makhluknya..apapun itu bentuk ketidaksetujuan kita, kita memang tidak berhak,
karena apabila tuhan berkehendak maka disinilah saya berdiri..

malam semakin meninggi, kali ini dinginnya melebihi batas kemampuan saya, saya hanya mengencangkan jaket usang yang saya kenakan, masih di jalan yang sama...saya berusaha menikmati setiap momentnya..
tidak mudah, tidak enak, bimbang dan bingung sudah menjadi bagian dalam perjalanan saya kali ini.
tapi tak ada satupun dari perasaan tidak menyenangkan itu saya keluarkan dari mulut saya.
kali ini mulut saya terkunci rapat, saya seperti memutus hubungan saya dengan seisi makhluk lain, yang biasanya menjadi penyambung keluhan saya.
kali ini saya memutuskan untuk menyimpannya sendiri, mungkin didalam hati..sayapun masih bingung mengenai apa yang sebenarnya harus saya keluhkan kepada mereka, tidak ada...

malam kali ini sangat gelap, mungkin apabila saya mencoba mendramatisir keaadaan ini, boleh dibilang malam ini sepekat perasaan saya yang masih terombang ambing saat ini, perasaan yang masih mencoba untuk mencari kebahagiaannya kembali, masih sangat rapuh dan masih sangat rawan untuk hancur kembali.
perasaan ini masih sangat takut untuk kembali mengecap kebahagiaan dan keluar dari jalan ini.

saya masih ingin disini?
tentu saja tidak, tetapi saya belum siap dengan hingar bingar dunia luar, masih terlalu takut untuk bisa keluar dari jalan yang saya tempuh kali ini,
hati kecil saya terkadang bertanya..
semua, apa yang terjadi didalam perjalanan kita sebenarnya adalah tuhan atau tubuh kita sendiri yang menentukan,
sebenarnya jawabannya sangat jelas, sejelas apa yang pernah saya rasakan dulu,
malam ini saya kembali mengencangkan jaket yang saya kenakan, jauh lebih kencang dari beberapa saat yang lalu,
saya masih menyusuri jalan asing ini, mencoba meraba dan melihat setitik sinar matahari yang menyambut pagi diujung sana,
masih dengan perasaan yang sama..saya melanjutkan perjalanan saya kali ini, saya yakin tuhan tahu yang terbaik untuk saya, dan sayapun yakin akan hasil dari perjalanan ini akan indah untuk saya.



Tuesday, April 9, 2013

Menghujani Jiwa yang Tandus

Malam ini hujan turun cukup deras,
bisa dibilang kali ini merupakan hujan perdana setelah beberapa bulan kota ini dirundung terik dan kekeringan,
suhu udara yang kering dan kurang bisa ditolerir telah membawa saya dan seisi ibu kota ini mengalami "kekeringan"

Walaupun  hujan kali ini telah membuat ibukota menjadi macet total, seperti hujan hujan yang datang sebelumnya, membuat orang orang didalamnya mengutuki dan mencaci maki nasib mereka,
tetapi  disini saya merasa beruntung dan sekaligus bersyukur.
Macet dan antrian panjang memang kerap kali terjadi, dan akan menjadi tradisi tersendiri di kota ini apabila hujan datang, tapi saya sedikit banyak percaya bahwa malam ini, tidak sedikit orang orang di kota ini yang mengucapkan rasa syukurnya.

Saya kembali menengadah menatap langit malam itu, beberapa tetesan air hujan membasahi wajah saya, saya hanya tersenyum.
saya membuka gadget android saya, pemberian seorang teman baik..
saya membuka beberapa situs sosial sekaligus, semua sudah terbuka secara online, siap untuk mengupdate saya mengenai berita berita terkini yang terjadi di balahan bumi tempat saya tinggal.
Saya hanya tersenyum kecil...sama seperti bayangan saya beberapa saat yang lalu, banyak sekali orang orang disana, makhluk makhluk sosial yang melepaskan dan menceritakan uneg uneg mereka malam itu, mengenai hujan

ada yang mensumpah serapahi hujan tersebut, tapi justru tidak sedikit pula yang mengucap syukur dengan hadirnya hujan malam itu.
Satu fenomena yang saya pelajari disini adalah malam ini hujan telah membawa auranya tersendiri, aura yang dapat membawa kebahagian, menghilangkan penat sekaligus membasahi jiwa jiwa kami yang telah mengalami kekeringan. Kali ini hujan telah membuat waktu seakan melambat, membuai, membuat kami masyarakat duniawi ini menjadi memiliki waktunya sejenak  untuk dapat sekedar memejamkan mata, meregangkan urat urat leher, dan juga mengistirahatkan jiwa jiwa kami yang telah menjadi kelam, menyeka luka luka hati kami yang ternyata belum sepenuhnya kering.

Yang diatas sana, memang sangat menyayangi kita, anugerah dalam bentuk hujan telah diberikannya kepada saya dan seisi kota ini. saya percaya setiap tetesan air yang turun dari langit tersebut telah membawa kesembuhan bagi jiwa jiwa kami yang berdosa ini.
Tapa saya sadari, sudah giliran saya mendapatkan taksi, renungan sesaat yang telah mengisi waktu saya barusan telah membawa saya menghadapi antrian yang dapat dibilang bak ular menari tadi. tapi kini tidak lagi, taksi yang dipilihkan oleh tuhan dan teruntuk saya telah berhenti tepat didepan saya, siap menghantarkan saya menuju rumah, rumah yang keberadaannya sering sekali saya caci maki, macet membuat semuanya tampak tidak indah dan juga tidak mudah untuk dijalani.
Kali ini, malam belum terlalu dalam, tetapi saya sudah bisa berjalan menuju rumah saya, saya nikmati keadaan kali ini, walau tubuh saya sedang tidak dalam kondisi yang prima saya tetap mensyukuri apa yang saya dapatkan hari ini, walau tumpukan pekerjaan seolah olah telah mematahkan tulang tulang saya, kali ini saya hanya ingin menikmati setiap tetesan hujan yang datang kepada saya.

sejenak saya berusaha menelaah tetes demi tetes karunia malam itu, sejenak saya memejamkan mata, saya sebenarnya tidak berani menatap keluar jendela taksi saya, taksi saya berhenti.kemacetan  total telah membuatnya berhenti, argo taksi yang saya tumpangi inipun bahkan tidak bergerak. saya hanya menghela nafas, mencoba merasakan urat urat leher saya mengendur, mencoba merasakan indera indera perasa saya yang mulai menetral.
saya mencoba untuk tertidur dengan mendengarkan lagu lagu yang ada didalam handphone saya, kali ini saya memilih lagu lagu dengan nada dan tension yang sama dengan suasana hati saya. sudah dua lagu dengan irama yang pas saya dengarkan, tetapi belum juga saya dapat tertidur, sekali lagi saya menghela nafas.

Kali ini handphone saya bergetar, seorang teman yang telah memberikan saya gadget ini menghubungi saya.
saya mencoba mengatur irama suara saya. mencoba mengangkat dan menjawab panggilannya. terdengar suara dia di kejauhan.

" halo dek...." ujarnya
" hai masss...kamu apa kabar" ujar saya mencoba menjawab sapaannya
" alhamdullilah baik, kamu gimana dek disana...?"
" alhamdullilah adek baik mas..." ujar saya.
" disana hujan yah dek..kamu sudah sampai kerumah?" terdengar oleh saya dia mencoba membuka pembicaraan diantara kami.
" iya nih hujan mas, disana hujan gak..."
" nggak donk, disini terang, agak mendung sedikit sih..." ujarnya sedikit menyombong.
" saya rindu kamu dek" terdengar gelak tawanya disana, dikejauhan...renyah tetapi dalam
" kamuuu sih pake acara pindah kota segala.." ujar saya berusaha menyambung pembicaraan kami, tanpa mengindahkan ucapannya barusan, menurut saya yang seharusnya berlalu biarlah berlalu
saya ingin melangkah lagi, ucap dan janji saya di hati

kami meneruskan percakapan kami malam itu, ada rasa rindu sebagai sahabat bercampur menjadi satu dalam percakapan kami, cukup lama kami berbincang, hingga menghantarkan saya melewati kemacetan yang luar biasa malam itu. cukup sampai disini saja gumam saya, sebelum pembicaraan kami menjadi lebih dalam lagi, dan membawa luka lama kembali, Saat ini bagi saya dia tidak lebih hanya seorang sahabat sekaligus kakak untuk saya.

saya sangat bersyukur kepada tuhan atas "hujan" malam ini, yang telah membawa kembali senyum dan ketenangan kepada saya dan juga kepada seisi kota malam ini. saya menuruni taksi saya yang telah berhenti tetap didepan rumah saya, sejenak tercium oleh saya aroma tanah kering yang tersiram hujan, baunya tak dapat saya ungkapkan dengan kata kata, ada unsur magis didalamnya, sekaligus membawa ketenganan jiwa.
Tuhan memang pengasih ujar saya dalam hati.

Tuesday, March 19, 2013

If You Believe - By Sasha



If You Believe 1999


Only for Sasha Lovers.... pria asal rusia satu ini masih saja membuat hati berdebar hahahah




I know it's not a game to play
your eyes they show no fear
I burn inside and cannot wait to be
the man that feels your body close 
is here to set you free
to hold you near and satisfy your needs

You shiver as I touch your neck
and slowly close your eyes
I can't resist you even if I try
we both surrender to the touch
as we lay there side by side
and everything around us disappears

If you believe in love tonight,
I'm gonna show you one more time
If you believe then let it out, 
no need to worry there's no doubt
If you believe, if you believe, 
if you believe, then let it out


As you run your fingers thru my hair
your lips come close to mine
the tension becomes more that I can bear
then you wrap your arms around me
and I feel your every move
this feeling could now lead us anywhere
now we leave the world behind us
this moment we both share, 
just you and me, that's how it's meant to be
I never wanted you so much
I feel your every breath
- as you gently whisper in my ear

Monday, March 18, 2013

Persimpangan


Persimpangan


aku masih duduk dipersimpangan
belum bisa menentukan arah
aku bingung dengan keadaan
aku berdiri limbung ketika disuruh menentukan

sisi ini mendukung untuk bertahan, bukan untuk berlalu
sisi lain seolah melambai meminta ditemui
ketika aku bersamanya yang dulu, jantung ini masih berdegup kencang 
menandakan rasa itu masih ada
namun bersamanya yang baru, jantung ini juga mulai berdetak kencang 
menandakan adanya nama dia yang memenuhi ruang di hati

aku belum bisa melangkah pasti
meninggalkan yang dahulu atau menatap harapan kedepan yang belum pasti
semua masih kabur, kusut, dan belum tampak
apakah keputusan ini akan sia-sia saat aku gegabah

tapi inilah hidup, penuh pilihan, dan keputusan harus diambil

Wednesday, March 13, 2013

Picture Taken

Holcim Family 

Kalau lagi gak banyak project dan semua pada ngumpul dikantor,
ngapain ya kira kira...
Yah kira kira seperti ini yang kami lakukan.
Walau usia kamu sudah di pertengahan, bahkan menuju penghujung dua puluhan, sekali sekali tidak ada salahnya bukan bergaya ABG, ahhahah..malu sendiri sih kalau lihat foto ini.
by the way..foto ini diambil di meja kerja saya, ketika anak anak ini pada berkunjung ke meja saya
setelah chit chat ringan tentang gosip seputar kantor, seputar kerjaan juga pastinya
lalu dilanjutkan dengan ritual foto bareng (as always)
kalau dihitung hitung selama saya kerja di Holcim ini hampir ribuan foto telah diambil baik oleh saya maupun oleh teman teman saya



Saat foto ini diambil rambut saya masih panjang, tidak terlalu panjang sebenarnya, sebahu dengan model shaggy. walau kalau diperhatikan model shaggy nya gak terlalu kelihatan karena tekstur rambut saya yang super duper lurus, saya terkadang bingung sampai mau diapakan lagi rambut ini, tapi ini adalah anugerah.
Memang manusia itu tidak pernah puas, yang lurus pengen keriting yang keriting pengen punya rambut lurus

Kalau diingat ingat, dalam jangka waktu lima bulan terakhir ini sudah tiga kali saya potong rambut, dari mulai panjang rambut saya yang sepunggung, saya pangkas menjadi sebahu dan sekarang model bob seleher.
Wooww dibandingkan tahun tahun sebelumnya hal ini  cukup jarang saya lakukan.



Nah, sekarang gantian Dwini yang incharge untuk mengambil foto, tempat duduk sayapun diambil alih olehnya. dengan aba aba dari saya yang berdiri dibelakangnya saya menyuruh Dwini menekan tombol Mujarab yang ada di laptop saya.
Mungkin saja sih orang orang yang melihat hal ini akan bertanya tanya "apa mereka tidak kerja"
nope...kami kerja kok, tapi mumpung sekarang sedang berkumpul dikantor jamsostek
kita foto foto dulu sebagai kenang kenangan, biasanya moment ini sedikit jarang terjadi di Marketing



Nah kalau disini bisa dilihat kalau rambut saya jauh lebih panjang, kali ini masih sepunggung
kangen juga punya rambut panjang, bisa diikat disanggul dan di didiemin ajah tanpa hat
rus di blow setiap pagi biar masuk kedalam.

 Wednesday evening @ Jamsostek Office


Tuesday, February 26, 2013

Saya akan merindukan kantor ini

"Saya akan merindukan kantor ini dan semua orang orangnya..."

Kalau saya melihat lima tahun kebelakang
belum genap lima tahun sih sebenarnya..
tidak hanya ilmu yang saya dapatkan disini, 
tetapi boleh dibilang saya menemukan keluarga kedua disini dan  teman teman terbaik 
banyak kenangan indah dalam perjalanan hidup saya yang saya peroleh  selama saya berada di PT. Holcim Indonesia Tbk


Foto ini diambil pada tahun 2010
Me and my Brand Activation Team - Distributor Forum Bali 2010
My first project with my Brand Activation Team for Distributor Forum 


Nah kalau yang ini memang kelihatan sekali kurang kerjaan
Me and my girls on Brand Development team 2013
actually This is what i love for being part of this family...gak semua orang bisa melakukan hal seaneh ini dengan rekan kerjanya bukan 

Me, Kak Nina, Lisna, Dika, irma & Mba Dea - PLUSH Production 2013
* Final Presentation on our New TVC at PLUSH PICTURE Production, and here we met Dika one of our colleague who now working in Unilever


Me and Group Marketing & Branding team - Bali 2012
This picture was taken last year on Tanjung Benoa Bali
as you can see here, we all ready for the sea walker trip, 
walaupun saya tidak bisa berenang, saya tetap nekad untuk ikutan

Me and Group Marketing & Branding Team - Bali 2013
 after all day spend our time in Tanjung Benoa for Water Sport

Me and My Graduate Development Batch 4 Girls - Narogong 2008
This picture taken on end of 2008, reminds me of my first family in Holcim Indonesia - My GDP Girls

Nah ini yang namanya coba coba kostum, kali ini kostum yang kami coba kostum bajak laut
lengkap dengan topi, kait dan ikat mata khas bajak lautnya
liat saya berada ditengah disuruh bergaya teraniaya (so not me) hahha,

Me, Eben, Steva & My Brother Henry Vienayoko - Jakarta 2011
Special for Babeh HV, Thank You for the shared knowledge yah beh...see u on top my mentor
tak sabar untuk ketemu diarea TB simatupang hahhaa


Nah kalau yang ini diambil di akhir tahun 2011 pada saat acara launch Sales Force (SFDC) 
event yang saya gawangi ini bertempat di kantor customer care Narogong 
dan taaddaaa...Finally after long day of preparation, now its launched SFDC System on Customer Care and here you go the heroes picture


My Lovely GDP Team - PIM 2009
This picture was taken on end 2009 on Pondok Indah Mall, surely after  we receive our Lebaran Bonus hahahha

Group Marketing & Branding Team - Jakarta 2012
Ramadhan 2012, just two days after Iam back from Penang, miss them alot

"Seratus Retailer Paling Aksi " Gala dinner - Singapore 2012
once again GMB team does make great event, this time placed in Sentosa Island Singapore 

Girls and Me at Hardrock Hotel - Singapore 2012
This picture was taken a moment before we went to join SEARSI RACING TEAM  in Singapore, 
i wear blue cardigans due to high intencity of  sunlight  hehe

CEO Award - 2010
Our first CEO Award event in Segarra Ancol, me and Dika become one of the backstage crew 
and prepare everything there. deg deg serrr


Me and My girls - Jimbaran 2012 lets eat our dinner 

Holcim Indonesia New Campaign "Holcim more than cement, more understanding" - 2013
My project for our New Campaign, conduct Internal launching..alhamdullilah eventought its lil bit mess up in the beginning, its ended smooth and success

ATMI Launching - 2012

Me & My Brand Development  girls - 2013
Ini dia my great team on Brand Development, You girls will always be my Family and youre the bestlah vokoknyaa

New Campaign Launching " Behind More than Cement Solution, There's Us" - 2013

Me and Kak Nina - Singapore 2012- she just One of great Bos I adore..

Group Marketing and Branding End Year Meeting - Bali 2012

Colorful us - jamsostek office 2013 -look at us...we're so fresh aren't we?

Me and my neighbour Tyas - 2013

Tuesday, February 19, 2013

Have you seen our latest TV Commercial in your favourite TV Channel? Dont miss it yaa

Tiga Puluh Lima Tahun yang lalu

Tiga puluh lima tahun yang lalu



Jakarta, 8 February 2013
Kurekatkan jari jariku di jemari nya.
kami berdansa di pesta ini.
pesta pernikahan kami
aku letakkan kepalaku dibahunya..
rasanya masih sama
lagu linger dari cranberries yang dipilhkan Yana mengalun mengiringi langkah kaki kami yang sudah tidak sekokoh dulu lagi.
sungguh indah..aku masih tersenyum tak percaya


Aku menyebutnya tertunda..
karena memang begitu adanya
takdir telah membawa kami kembali bersama
tak pernah kami rencanakan
tak pernah lagi kami pikirkan
sekalipun di mimpi terdalam kami.

walau kami tak lagi muda
walau kami kini tak lagi belia.
kusentuh wajahnya dengan jari jariku
masih sama, hanya saja tidak lagi muda
dia tersenyum dan mencium tanganku yang menyentuh wajahnya.
dia tertawa ..sama seperti aku yang seolah tak percaya, tampak rona haru diujung matanya
dia meneteskan air mata
takdir telah kembali menyatukan kami

Jakarta, 29 January 2013
Tepat tujuh tahun yang lalu aku kehilangan mas Pram, lelaki yang kucintai
lelaki yang kunikahi
lelaki yang menjadi ayah terhebat bagi kedua putri kami
dia meninggalkanku dalam ketenangan dan kedamaian
sungguh aku ikhlas membiarkan dia pergi
sungguh aku rela dia bahagia disana
tak kuasa lagi aku mendengar rintihannya yang pilu,
tubuhnya habis dimakan penyakit itu..
walau mas Pram selalu tersenyum kepada kami
aku tahu dia menahan sakit yang luar biasa
Mas Pram dia imamku, dia cinta dalam hidupku..
aku bertemu dengannya tak kurang dari 32 tahun yang lalu
di bangku kuliah, dia datang membawa cinta dan kedamaian untukku
saat itu aku hanya anak daerah yang kesepian
hatiku hancur karena aku mencintai orang yang harus aku tinggalkan
tapi kehadiran Mas Pram yang merupakan kakak kelasku mengganti semua rasa itu
hingga aku yakin bahwa memang dia yang tuhan pilihkan untukku.
Bahtera yang kami arungipun penuh ridho dari Ilahi
kami dikaruniai Yana dan Yani yang sangat cantik, merekalah yang menjadi bidadari dalam hidupku
kini, disini aku duduk sendiri..
dirumah yang besar ini, hanya ada aku Yana dan  ibuku yang sudah sangat tua
Aku kembali melipat kain pemberian Mas Rama, aku sedang mempersiapkan pernikahanku...
kali ini kucoba menutup kenangan tentang mas Pram
aku memeluk erat fotonya, air mataku menetes. aku hanya ingin kembali menikmati kebahagiaan itu mas...
maafkan aku, aku akan selalu mencintaimu suamiku...

Palembang 2 September 2012.
"Papa..ada telepon dari tante Ayu, ini pa..."
Tantra memberikan handphone itu ke ayahnya
" Ya halo.." suara mas Rama sangat lemah, terdengar kesedihan yang mendalam di suara itu.
" Mas, saya turut berduka cita...atas meninggalnya Mba Ratri. Mas yang kuat ya..." aku pun tak kuasa menahan tangis
Mba Ratri sudah seperti kakakku sendiri, "Yang kuat ya mas..." terdengar dikejauhan mas Rama menangis, aku tahu pasti rasa itu
rasa ketika orang yang sangat kau cintai pergi tak kembali.
"Iya, Ayu..terima kasih ya..doakan saya dan anak anak kuat menghadapi cobaan ini, kamu tahu kan..kami sangat mencintai Ratri" terdengar di kejauhan Mas Rama menangis.
Mba Ratri, istri mas Rama sudah 4 bulan ini dirawat di RS Mt. Elizabeth Singapore, kondisinya semakin menurun dari waktu ke waktu
aku selalu menanyakan kabar mereka ke putra bungsu mas Rama.
hingga tiga hari yang lalu aku mendengar mba Ratri telah pergi ke haribaan Ilahi.
aku mencoba menghubungi Mas Rama, tidak berhasil..
Baru hari ini aku berhasil menghubungi keluarga mereka.


Palembang, December 2013
" Sungguh pa, kami tidak keberatan...kami tahu papa tidak lagi muda, begitupun tante Ayu."
" Tapi tidak ada salahnya papa menikah lagi, demi ada yang mengurus dan menemani papa di hari tua kelak"
" sungguh aku dan adik adik ikhlas pa.."
Dina memeluk papanya, tampak Rama memikirkan kembali perkataan anak anaknya,
malam ini anak anaknya datang kerumah Mas Rama
"Tantra pun ikhlas pa, kami sudah tahu tante ayu sejak kecil..kamipun sudah tahu bahwa hanya tante Ayu yang mungkin
akan bisa menjadi pendamping terbaik bagi papa setelah kepergian mama."
Rama beranjak dari tempat duduknya. "Papa tidak tahu lagi apa yang harus papa lakukan, papa sudah tua..."
dia memandang ketiga buah hatinya yang berdiri dibelakangnya.
Rama kembali memandang lapangan hijau yang terbentang dihalaman rumah mereka.
"Akan papa pikirkan, papapun sekarang tidak tahu harus bagaimana..papa tahu kalian bermaksud baik, tapi papa malu.
  malu pada kalian, malu pada Allah, malu pada cucu cucu papa.."
"Apa kata orang, kakeknya menikah lagi...papa malu nak"
Dina menghampiri ayahnya, "Pa aku rasa inilah yang terbaik untuk papa, kami ikhlas dan kami yakin begitu pula mama disurga"
Kami ingin papa bahagia lagi
Dina memeluk ayahnya, Di usia senjanya ayahnya terlihat sangat rapuh
"Papa orang baik, papa berhak untuk bahagia lagi.."

Jakarta, 8 February 2013
"Mama, rombongan om Rama sudah datang..."
Yana berteriak setelah melihat kearah jendela.
dia memberikan isyarat kepada seisi rumah bahwa rombongan besan telah datang.
aku hanya diam duduk disini, hanya bisa menatap dari kejauhan.
aku masih tak percaya..air mataku hampir saja kembali menetes. aku menatap ibuku.
dia tahu apa yang terjadi antara aku dan Rama lebih dari tiga puluh tahun yang lalu.
"Nak, Allah telah menunjukkan kekuasaannya..berbahagialah"
Aku kembali mengintip keluar jendela..tampak disana Mas Rama yang tak lagi muda
dia turun dari mobilnya.. tampak canggung. tapi bagiku dia masih Rama yang dulu
Rama yang aku cintai ketika aku masih remaja
dia cinta pertamaku..
Dia masih Rama ku yang kutemui dibangku SMA
Kini diusia kami yang sudah senja ini, kami kembali bertemu
kali ini dalam ikatan pernikahan yang tidak pernah kami impikan lagi.
satu satu seserahan yang dibawa mas Rama dan anak anaknya memasuki rumahku,
terdengar di kejauhan suara gelak tawa dan keakraban antara anak anakku dan anak anak mas Rama
sungguh indah..bagaimana Tuhan menautkan apa yang pernah terpisah selama puluhan tahun
hilang, tumbuh dan berganti menjadi sebuah cinta yang baru...cinta yang murni



Sesaat mas Rama selesai mengucapkan ijab kabulnya didepan penghulu,
dia menatapku ..masih terlihat jelas ada rasa tidak percaya diwajahnya...
kami kembali bersama setelah melewati manis dan pahitnya cinta yang lain, cinta yang tidak kalah suci
cinta yang mengajarkan kami kedewasaan
Dia menggandeng tanganku...berjalan melewati keluarga kami,
terdengar riuh sorakan keluarga yang memberikan selamat dan menggoda kami
kami memang tidak lagi muda..
kami memang tidak lagi duduk di bangku SMA
tapi disini kami akan memulai kisah kami yang sempat tertunda...
kami melangkahkan kaki di panggung ini, kami berdansa sepeti 35 tahun yang lalu.

teruntuk Pakde Rama & Bude Ayu..
"Endless Love"

Monday, February 11, 2013

Disudut Penantian

Disudut penantian

Pandanganku terhenti tatkala aku melihat wanita tua itu

dia duduk sendiri disudut jendela,
dia memilih kursi yang tepat gumamku dalam hati
matanya nanar, dia hanya memandang laut yang sore itu tampak kelabu
diam...
dalam..
banyak rasa dan emosi yang lepas disana,
aneh..tapi aku mampu melihatnya



sesekali dia menghisap rokoknya
rokok tua yang sudah usang, terlihat dari warnanya yang lebih mirip cerutu
dia menghela nafas sesekali..
tampak kecewa sekaligus tak putus asa.

kuperhatikan dengan seksama raut wajahnya
tempaan hidup yang cukup dramatis tampak sekali membingkai kerutan kerutan di wajah itu
tubuhnya sangat tua, sangat lelah

aku tidak lagi memperhatikan lawan bicaraku yang sedari tadi tidak menyadari pandanganku
kepada wanita tua itu.
kembali kuperhatikan dia..
perhiasannya sungguh lengkap..
sudah kuno memang, tapi tampak banyak cerita yang tersimpan didalam perhiasan itu
usang..itu kata yang tepat untuk menjelaskan apa yang dipakai wanita tua itu.
tepatnya apa yang ada pada dirinya

ini kali pertamaku datang ke kedai ini,
akupun menghentikan langkahku disini, karena cuaca sangat dingin
beberapa kali aku meniup niup tanganku,
hangatnya secangkir kopi dan tungku yang tak jauh dariku
melengkapi titik nyaman yang aku rasakan sore ini

seorang pria tengah baya menghampiri kami,
dia menawarkan kami untuk mengisi kembali cangkir kopiku yang telah kosong
aku menganggukan kepala...
dia tampak menyadari, sepenuhnya perhatianku tertuju pada wanita tua disudut jendela itu,
mataku masih menari nari mencari tahu sesuatu dari dirinya

"dia disana setiap hari..."
pria tua itu tiba tiba saja, melontarkan kalimat itu, membuyarkan konsentrasiku terhadap wanita tadi
"hahh..apa?" ujarku setengah terkejut
" iya dia disana setiap hari, dia menunggu kekasihnya.."
pria itu menjelaskan santai sambil menungkan kembali kopi hangat ke cangkirku.
dia tampak paham sekali apa yang sedang menjadi perhatianku

"sudah sejak dua puluh tahun yang lalu dia disini" pria itu setengah berbisik kepadaku dan temanku
"oh ya, apa yang dia lakukan? setiap hari? disini? " ujarku
" iya, setiap hari..hampir tidak pernah absent.." pria itu kembali berbisik, dia tampak takut wanita itu menyadari perbincangan kecil kami.
di kejauhan tampak wanita itu menghisap dalam rokoknya.



"Menurut orang orang, dia menunggu kekasihnya. kekasihnya yang tidak pernah kembali.."
pria tua itu semakin membungkuk untuk berbisik kepadaku. bau alkohol yang pekat jelas tercium olehku. dia sungguh bau, aku tak tahan...

"apa yang terjadi dengan kekasihnya?" aku bertanya seraya meniup niup tanganku.
" Ditelan buih laut" ujarnya mengernyitkan dahi
" pria itu konon mati dalam perjalanan kembali ke sini, kapalnya karam..dan itu terjadi sekitar 21 tahun yang lalu.."

mataku kembali menatap wanita itu, dia masih tidak menyadari telah menjadi bahan obrolan kami sore itu,
tatapannya dalam, memang benar ia tampak menunggu sesorang untuk datang.
pandangannya kosong, tetapi penuh harapan...
terlihat jelas tubuhnya sudah lelah menunggu, tapi mungkin tak senada dengan hatinya yang tidak pernah menyerah.

"kau tahu, dia selalu meninggalkan sebuah nama di tissue kopinya..ALFRED"
pria tua itu berjalan pelan meninggalkan kami.


Sejam kemudian kami memutuskan untuk kembali kerumah, wanita itu masih duduk disana
menikmati secangkir kopi dan roti gandum miliknya.
Menu yang tidak berganti selama dua puluh tahun terakhir ini.
Dia masih menunggu pria itu..
Alfred-nya yang entah kini ada dimana..
aku kembali melemparkan pandanganku padanya
kali ini dari luar jendela..
semoga dia dapat menemui Alfred-nya
suatu hari nanti..