INVALID love Story
Nama lelaki itu Romeo, dan nama wanita itu Juliet.
Saat ini mereka memang tak lagi di verona,
dan dunia mulai keriput sejak mereka terusir dari firdaus mereka,
walau demikian mereka masih sama sama mengetahui bahwa mereka adalah pasangan jiwa.
Namun kehidupan terkadang memang sulit untuk mereka pahami dengan seksama.
Dulu semua terasa lebih mudah. Dulupun sang Romeo yakin tanpa ragu bahwa bahwa Juliet adalah tulang rusuknya, separuh jiwanya yang akan membuatnya menjadi Romeo yang utuh dan bahagia.
Dulu sekalipun Juliet sangat mengerti bahwa Romeo adalah asal mula dirinya diciptakan,
bahwa dia terbuat dari salah satu rusuk Romeo yang tangguh,
dan apabila dirinya kembali bersatu dengan Romeo maka akan membuat jiwa lelaki itu menjadi penuh kembali dan utuh.
Dulu sekali, saat semua masih sangt muda dan hijau, setiap kejadian yang ada dihadapan mereka terlihat sangat mudah untuk dijalani.
Dulu, sangat mudah untuk melihat bahwa mereka berdua terhubung jelas diantara takdir yang telah dituliskan. Tetapi kini banyak yang sudah berubah, tidak seperti dulu kala.
Sekarang mereka sama sama menjumpai diri mereka berdiri di tepi jurang yang curam, tubuh mereka yang tak lagi muda bergetar karena tiupan angin gunung dan lembah yang bersatu menggoyahkan keduanya, seraya berusaha menjatuhkan mereka berdua ke jurang tak bertepi itu.
Disini, dalam kisah ini, Romeo pernah mencintai Juliet Juliet yang lain, namun demikian Romeo sadar benar bahwa dia tak akan sanggup lagi memiliki perasaan cinta yang sama kadarnya dengan rasa cinta yang dia miliki untuk Juliet.
Hanya saja sebenarnya kini Juliet tak pernah lagi bisa mencintai seseorang dengan bersungguh sungguh, dan dia sangat paham bahwa Romeo bukanlah sang pangeran berkuda putih yang akan selalu datang dalam setiap mimpi dan khayalannya di malam hari.
Kini Juliet merasa dia tidak akan mampu untuk mencintai Romeo dengan semua kekurangannya.
Ada jurang yang besar diantara mereka, ada tiupan angin yang bergejolak serta horizon berwarna hijau yang terbentang membentuk jarak diantara keberadaan mereka.
Serta sebuah perahu usang yang siap berlayar untuk menjauhkan keduanya.
Nama pria itu Romeo, dan yang perempuan bernama Juliet. Mereka tak lagi tinggal di verona, usia mereka dan dunia makin menua dan berkeriput, kini mereka bahkan bertanya Verona mungkin hanya ada didalam dongeng, dan sejak hal itu hanya sebuah dongeng abad pertengahan, kini mereka tak lagi yakin tentang adanya pasangan jiwa.
Ada daun daun berwarna kemerahan berguguran dari batang pohon oak tua, ada sekuntum bunga lylac tua yang tampak pucat dirundung waktu.
Semua keindahan fana itu mencibir mereka, ketika mereka masih ingin menantang langit dan percaya akan keberadaan pasangan jiwa.
Kini disudut ruangan itu, Juliet melihat sosok Romeo yang duduk diam di sebuah kursi, Juliet berada tepat disampingnya, Juliet hanya diam memandangnya. Suasana tampak berhenti diantara mereka..hanya desiran pasir diujung bangunan yang mengalun dan bertiup diantara keberadaan mereka
“Juliet, aku minta tolong padamu, coba kau ceritakan sekali lagi padaku yang cacat ini, mengapa kita tidak lagi percaya bahwa kita adalah pasangan jiwa, bahwa kita sudah menjadi dua sosok yang terpisah jauh saat ini,” Romeo tampak menengadahkan wajahnya ke arah Juliet yang berdiri diam disampingnya. Juliet mencoba menjawab pertanyaan Romeo, dia hanya mengangkat bahunya yang tampak kurus dan tua.
“Kau ingat, dulu aku ingin kita menikah di gereja ini, dulu sekali...
akupun sudah lupa kapan itu...” Romeo tersenyum pilu diantara sudut matanya yang mulai berkaca kaca
Kata "Dulu" terdengar jelas oleh keduanya, ada nada kerinduan yang dalam dalam suara Romeo sore itu.
“Mengapa kita tidak bisa kembali ke masa itu Juliet, kenapa?” ujarnya mencoba memaksa.
Juliet terpaku, dia hanya bisa menundukkan kepalanya, tak berani menjawab semua pertanyaan yang dilemparkan Romeo kepadanya.
Beberapa rumput kering yang terbawa angin sore terbang melewati wajah dan rambutnya yang berwarna coklat keemasan.
" Juliet, Apakah kau mencintai dia? Pria itu?” ujar romeo lagi, mencoba memecahkan keheningan Juliet
“Romeo, kau tahu pasti bahwa saat ini aku tak mencintai siapapun,” wajah Juliet yang mulai berkeriput itu tampak mempesona di bawah baluran sinar matahari sore. Sejenak Romeo tertawa tergelak , memandang anak rambut juliet yang bermain diterpa angin dan debu. masih ada setetes rindu purba di hatinya.
“Selalu ada kau didalam setiap malam dan juga doaku, Romeo"
" Aku sungguh tahu akan hal itu Juliet, dan aku juga berdoa untukmu Juliet, semoga cinta yang baru segera datang dan membahagiakan rumah tanggamu”
“Cinta memang pernah datang padaku Romeo, tetapi hanya sekali” ujar Juliet.
Wajahnya mengeras. Julietpun berjalan menuju pohon oak tua disudut bangunan, dia hanya bisa mendorong tempat tidur rumah sakit tua yang digunakan oleh Romeo"
“Sudah hampir malam Romeo, dokter akan marah jika kau terlambat masuk ke kamarmu.”
Romeo hanya tersenyum pilu, bersusah payah untuk membetulkan posisi tidurnya
“Jika suatu hari nanti aku kembali sehat dan bisa bekerja, aku akan membelikanmu sepasang gaun seperti yang pernah kau pakai malam itu ” hela Romeo, malam pada saat kita bertemu di Verona Malam itu
Juliet hanya bisa diam, dia hanya terus mendorong tempat tidur roda itu di lorong lorong rumah sakit.
“Aku akan datang lagi minggu depan, kira kira ada yang kau ingin kubawakan?” ujar Juliet berusaha memecah kesunyian diantara mereka
Romeo memegang tangan juliet,“ Tolong Bawa saja suamimu,” pinta Romeo. “aku ingin sekali bertemu dan melihat orang yang menggantikan posisiku dihatimu hanya karena keadaanku yang seperti ini.”
“Tidak Romeo, dendammu hanya untukku, jangan kita bawa dia kedalam kisah kelam kita” balas juliet.
“Marah dan dendamlah padaku saja, karena aku hanyalah Juliet yang lemah, Juliet yang memutuskan untuk meninggalkanmu”
Romeo tersenyum sinis. “Sampai sekarang pun, setelah berabad-abad, kau masih saja jatuh dalam godaan setan dan juga orang tuamu. Kau tahu Juliet? Aku hanya ditakdirkan mati pada saat kau telah kembali kepelukanku"
“Tolonglah Romeo, kita Lupakan saja kejadian itu,” sergah Juliet, aku lelah
Aku paham sekali, walaupun aku ada dan terlahir dari tulang rusukmu, tapi di kehidupankali ini, aku tak bisa kembali padamu, sungguh aku tidak bisa Romeo”
“Namun jiwamu Juliet...itu milikku, itu adalah Hakku sebagai pemilikmu” gumam Romeo
“Jiwamu tetaplah milikku, milik seorang Romeo”
“Ya kau sangat benar, jiwaku ini memang hanya milikmu Romeo.” Tampak Juliet menghela Nafasnya yang berat.
Romeo tersenyum puas. Kata-kata Juliet barusan cukup kuat untuk menjadi pendorong baginya untuk melanjutkan hidup, layak untuk tak menangisi kecelakaan fatal yang membuatnya menjadi sosok pangeran invalid, setidaknya hingga minggu depan.
Atmosfer senja itu jelas bercerita bahwa disana Ada cinta berusia purba,
Ratusan...Ribuan tahun, putus hilang lalu kembali bertaut setelah sekian lama,
cinta itu tetap bertahan mengalahkan hiruk pikuk dunia yang semakin semrawut dan penuh logika.
walau kini tak lagi mudah
Juliet melangkahkan kakinya keluar dari Rumah sakit tua itu, dia siap kembali kepada keluarga yang telah menunggunya dirumah