Tuesday, September 11, 2012

Apakah saya cukup berani...

Apakah saya cukup berani...


beberapa hari terakhir ini, tidak terlalu banyak pekerjaan yang saya dapatkan
bisa dibilang seperti minggu tenang zaman sekolah dulu
walau demikian, saya tetap menjalani hari hari seperti biasa

hanya saja, ada yang berbeda di minggu ini,
secercah semangat baru muncul disini, ada 2 hal yang membuatnya datang

yang pertama, karena pencerahan selama 5 hari full yang saya dapatkan di Asia Work bersama 120 orang lain yang saya tidak kenal
beberapa pelatihan serupa pernah diberikan kepada saya, NLP, ESQ semua tampaknya masuk telinga kanan dan keluar di telinga kanan
bagus memang, hanya saja dinding di hati masih terlalu tinggi dan juga tebal saat itu,
jadi saya merasa jauh dan tidak butuh
dan berakibat pada acuhnya saya terhadap apa yang seharusnya saya gali dan pelajari.

disaat semua orang menjadikannya ajang untuk napak tilas, atau ada juga yang menyebutnya untuk turun sebentar dari treadmill
dan rehat melihat dunia ini dari perspektif yang berbeda
saya justru memacu treadmill saya jauh lebih cepat dari biasanya, saya menutup semua telinga dan pandangan saya, saya jauh dari kata peduli
apalagi ingin mencoba

tetapi kali ini berbeda, tidak signifikan berbeda sih sebenarnya
hanya saja, saya mulai membuka diri saya dan berusaha menerima keadaan,
dimana saya saat ini berdiri,
apa yang saya inginkan dalam hidup ini,
apa yang perlu saya lakukan untuk mencapai semua itu,
semua dibahas disini

saya menyerah..
saya mengikuti arusnya, saya biarkan arus itu membawa saya..
saya memang sedang mencoba meruntuhkan dinding dinding baja di sekeliling saya
ternyata saya butuh sesuatu...
ternyata saya sudah lama tidak menangis
ternyata saya sudah lama memendam dan kehilangan diri saya

saya memang tidak tampak berubah
saya memang tidak tampak berbeda dari sebelumnya
diluar....

tetapi kejadian kejadian yang menghampiri saya beberapa waktu terkahir ini, membuat tembok tembok baja itu perlahan lahan rontok
dan mambuka jalannya sendiri untuk melihat dunia luar

saya terlalu lama berlari,
saya sebenarnya lelah
tetapi saya tidak menyadari kalau saya sedang berlari..terlalu lama berlari
saya juga tidak menyadari bahwa saya butuh istirahat untuk sekedar mengganti udara di paru paru saya dengan udara baru yang lebih segar
saya lupa itu..tubuh saya membutuhkan waktunya untuk beristirahat dari hiruk pikuk realita yang terkadang menjerumuskan

sekarang disini saya berdiri, mencoba menemukan cabang lain dari hidup saya


alasan kedua adalah, hm....
saya sebenarnya tidak terlalu yakin, masih terlalu premature
takut excitement yang berlebihan akan membuat tembok yang baru saja runtuh menjadi berdiri kokoh kembali.
saya juga masih sangat takut untuk mengatakannya bahkan kepada hati saya sendiri, saya cenderung untuk menarik nafas ketika
rasa bahagia itu menyergap..masih terlalu premature gumam saya ke jiwa ini

yang saya hadapi saat ini, selain premature juga masih bayangan..
bayangan yang bisa hilang kapan saja digantikan dan digantikan debu
debu yang pada akhirnya hanya akan menyisakan tawa sinis dihari hari saya.
apabila saya merasa langkah saya sudah terlalu jauh, kembali saya menarik kaki saya mundur selangkah,
berusaha menahan rasa dan melihat dengan perasaan yang jauh lebih tenang.
bukan saya menutup jendela itu, hanya saja masih terlalu premature...masih bayangan
tapi tentunya saya berharap semua itu pada akhirnya akan membawa kebahagiaan,
dari mana, kapan, dan siapapun adanya, sayapun tidak tahu

apakah saya cukup berani?
ya saya cukup berani untuk keluar dari gelembung lama ini dan mencari cabang baru untuk saya lewati dan selami

Monday, September 10, 2012

Sejauh mana kita mampu berlari....

Sejauh mana kita mampu berlari....

hanya sejauh kaki ini mampu melangkah?
hanya sejauh mata ini mampu memandang?
atau justru sebenarnya kita mampu berlari lebih jauh, tetapi terkadang kita tidak bisa
atau justru kita sering merasa tidak mampu karena keterbatasan yang kita miliki?

saya orang yang sangat ingin melakukan quantum leap itu,
tapi saya tidak tahu dan tidak mencari tahu dimana saya bisa memulainya
hal ini berujung pada ketidakmampuan saya untuk meneruskan perjalanan ini.
padahal hati kecil saya sangat ingin berlari...

Awal tahun yang lalu, ketika kesempatan berlari itu datang
saya memutuskan untuk tetap rehat dan duduk dikursi ini
berat memang, tetapi demi fakta fakta lain yang terjadi dalam hidup saya, saya memutuskan untuk tidak berlari..
sampai kapan? saya juga tidak pernah tahu pasti sampai kapan..

hanya saja, beberapa bulan yang lalu ketika saya tanpa sengaja membaca kalimat ini
"while we are busy growing up, we sometimes forget that our parents also growing old"
hatiku terhenyak, dan itu adalah kalimat pertama yang membuat langkahku terhenti dan memutuskan untuk berhenti berlari.

saya mencoba untuk memejamkan mata beberapa saat, dan saya putuskan untuk tetap berada disini

sejauh mana kita mampu berlari....
sejauh yang saya bisa lakukan jawabnya
sejauh yang bisa saya berikan jawabnya

saat ini, selagi menikmati tempat beristirahat yang indah ini
saya berusaha untuk mulai berlari lagi, mencari tempat yang bisa saya sandari
mencari tempat dan keadaan yang membuat hati ini tenang dan sembuh dari letihnya pelarian itu sendiri
saya tidak mau gegabah mengambil keputusan, emosi memang terkadang memegang kendalinya sendiri tanpa kita sadar dia tengah
berkendali atas benak dan raga kita.

Saya terutama, sangat sadar dengan arti sandaran ini, impian saya untu menemukan tempat ini, suasana ini dan pelabuhan tempat saya bersandar kelak.
tapi saya juga menyadari bahwa 'Iam Half way there", masih dibutuhkan langkah bahkan lari yang jauh lebih kencang lagi supaya saya bisa sampai disana

saat ini, saya hanya bisa meniti dan memainkan ritme langkah saya dengan sangat pelan, sembari menikmati keindahan setiap momentum yang ada
tak akan terulang
tak akan terjadi lagi
dan tidak akan terlihat lagi.

Disini, disudut keramaian ini saya hanya bergumam pada diri saya yang sudah berada di peraduannya
saya akan sampai disana segera, menjemput kebahagiaan saya yang sempat terlewat
saat ini saya sedang menikmati kamu dalam wujud lain, disini bersama mereka.

Monday, September 3, 2012

Sayang...

Sayang...


kusapa kau dengan sebutan sayang, karena hatiku bergelayut menyentuh namamu..."Sayang"
dibatas keriput rembulan malam yang memerah, aku mencoba menyentuh wajahmu yang fana, sekali lagi ku memanggilmu "sayang"
ditempat ini kita bertemu,

Maya,..bukan nyata
tapi kata sayang dan kata kata manis tetap kulemparkan, karena kutahu kau memang sessosok bidadari jelita yang datang entah dari mana
tiba tiba ada diduniaku...
hanya keberuntungan yang membawamu kepadaku setelah melewati ribuan pilihan hati
aku yang kesepian ini, acuh tak acuh padamu, tiap kali kau mencariku kulemparkan kembali kata "sayang"
tapi apakah aku mencarimu, tidak sekalipun sayang, aku ini hanya bayang bayang saja. kau bahkan tidak ada di realita ku


hampir setiap pagi kau menyapaku,
kusapa kau dengan ucapan "sayang" termanja yang bisa aku tuliskan untukmu
tiga empat bait syair di dunia maya ini cukup menjadikanmu bahagia menjadi bidadariku.
bidadari fanaku yang aku pelihara

Kumulai hari hariku dengan sapaan "sayang" kepadamu
kuakhiri hari hariku tanpa mengingatmu

terkadang aku tahu kau kesal, terkadang aku tahu kau rindu padaku..
tapi maaf "sayang" aku hanya sebatas ini menyayangimu
hatiku sudah miliknya. milik dia yang sudah dengan nyata mengenalku

aku tahu kau merana, aku tahu pasti kau menginginkan aku bertemu denganmu, tapi maaf "sayang" aku hanya bisa menuliskan kata "secepatnya"
karena aku sendiri buta, aku sendiri tak berani bertemu langsung denganmu "sayang"
kau kadang tentunya berharap aku mencarimu, tapi maaf "sayang" kau hanya ufuk diujung matahariku..kau sudah memiliki tempatmu sendiri, sebatas itu
tidak bisa aku memberimu ruang lebih untuk kau lintasi
karena hanya itu bagianku untukmu

sering ku memberikan harapan kepadamu untuk bertemu denganku "sayang"
kubertanya tanpa hati " kapan kita akan bertemu sayang, aku sangat merindumu"
tapi sesungguhnya itu hanya leluconku saja untuk tetap menjaga kau ada di hidupku, tak nyata tapi tetap ada
aku sadar dengan jelas itu membumbungkan hatimu, kau dengan senangnya bertanya kapan kepadaku...
aku hanya kembali menjawab "hari ini ?" padahal dengan jelas aku tahu kau tak mungkin memenuhinya, aku senang membuaimu duhai "sayang"
maafkan aku, tapi inilah aku...

akupun sadar, bahwa sebenarnya kau sedikit banyak tahu tentang siapa aku,
tahun tentang siapa dia yang mengisi hidup dialam nyataku, aku hanya membiarkanmu
kau kadang bertanya mengenai rasa sayangku kepadamu, dan aku kembali membuat kau yang ragu menjadi percaya kepadaku..bodoh,
tapi aku suka membodohimu

kau begitu naif, begitu polos...aku tahu kau mendapati banyak fakta tentang diriku,
tapi aku hanya membiarkan saja hal itu terjadi
aku suka kau mencari tahu tentang aku sayang, dan aku hanya bisa menunggu kau akan sadar dan meninggalkan aku..
aku belum siap, tapi aku juga tak akan kecewa kalau kau meninggalkan aku..

tidak ada rasa sesungguhnya yang tersimpan untukmu, hanya fatamorgana..
cukup mengucapkan "sayang" disini
hanya itu yang bisa aku berikan untukmu
tidak bisa lebih "sayang".. maafkan aku


kuharap kau suatu hari nanti, dapat menemukan dia yang mengucapkan "sayang" kepadamu dengan segenap hatinya,
tidak seperti aku, sesosok bayangan yang memberikan hal seadanya kepadamu wahai "sayangku"