Monday, December 3, 2012

Mengikuti alur kehidupan..perlahan saja

Mengikuti alur kehidupan


beberapa waktu ini, aku mencoba untuk melepaskan sedikit tali yang selama ini kulilit ditubuhku, sedikit lega...
tampaknya aku sudah bosan memaksa diri ini untuk terus meminta dan berharap
memaksa diri ini, mendengarkan suara suara palsu itu..
mungkin memang benar aku harus mengikuti alur kehidupan yang sudah dituliskan tuhan untukku
pelan pelan...karena tak bisa dipaksakan
apapun usahanya...memang sudah dipastikan hasilnya

disini..
apa yang ada didalam hati, sepertinya sudah sepenuhnya mati rasa..
sudah tidak ada lagi harapan dan perasaan ingin memaksa..
semuanya, sepenuhnya aku pasrahkan..kasihan tubuhku dililit egoku selama ini

aku menyerah, aku akan kembali ke jalan yang seharusnya..
aku akan bersikap biasa..
seperti yang dimau olehMu
mengikuti alur kehidupan yang sudah dituliskan untukku.

bayangan bayangn itu masih saja mengikutiku..
mencoba mengembalikan jiwa pemberontak dan pemaksa dalam tubuh ini
tapi aku segera ingat dan tersadar..aku segera diam kembali ke jalur yang aku jalani saat ini
apabila memang itu jalannya, maka dia akan datang..
apabila bukan itu jalannya, seberat apapun aku memaksa tidak akan aku dapatkan
aku memilih untuk mundur selangkah dan kembali duduk disini menata hati
hingga benar benar terhimpun kembali

masih terlalu dini mungkin,
setelah semua yang terjadi selama ini, sabar..tak mudah memang, tapi tak ada pilihan
jangan terburu buru

inilah aku yang masih mengharapkan secercah cahaya untuk menerangi langkahku,
mungkin tidak sekarang, mungkin harus perlahan.. biarkan Dia yang memilihkannya untukku
aku lelah, jiwa ini lelah..dan tak sabar, tapi harus..karena tidak ada pilihan,
rasanya ingin aku pergi ke suatu tempat menyendiri...
dan memutuskan langkahku berikutnya tanpa adanya intervensi dari dunia ini..
hanya ada aku dan DIA..
yang akan memilihkan jalan terbaik untukku
yang mungkin memang tidak sesuai mauku...yang mungkin mengharuskan aku untuk tidak terburu buru
karena harapanku inilah yang terakhir...

yang akan membawa ketenangan abadi dalam jalan yang akan aku tuju..
yang akan membawa senyuman kembali dalam hidupku
yang akan menumbuhkan kembali sel sel hati yang sudah membeku..
aku berkata pada hatiku yang masih rapuh ini...

tolong jangan terburu buru...
ikuti saja alur yang tuhan mau..
nanti pasti akan ada hasilnya..
gunakan hatimu, jangan logikamu..nanti kau gegabah lagi dalam memilih, tidak berpikir panjang
tak ada gunanya memaksa, tak ada gunanya gegabah dalam mengambil keputusan
tak ada gunanya bersikap kekanak kanakan lagi..
hadapi...
sebentar lagi kau akan tahu jalan mana yang dipilihkanNya untukmu...

bersabarlah, jangan gegabah dalam memilih...
walau aku tahu kau tak sabar..
perlahan...


Monday, October 22, 2012

Cahaya Lampu Redup dibatas Kota


Cahaya lampu  dibatas kota




Hari ini sedikit berbeda dengan hari hari sebelumnya, langkahku gontai menyusuri keremangan malam ini.
seharusnya aku suka dengan malam ini...gumamku
Toh besok libur...
Tapi kali ini berbeda, kulihat dikejauhan cahaya redup dan hingar bingar semrawut kota besar ini..
Melelahkan..aku memang msh muda tapi dengan usia inipun aku sudah lelah menatap kota ini dan semua problematika hidup yg ditimbulkannya
yg menurutku tidak wajar untuk kualami
Tapi ini pilihan..


Yang aku tahu, dibawah sorotan lampu redup ini, aku sedang berusaha melihat dari perspektif lain sisi kehidupan yang aku jalani. Tuhan sedang membolak balikan hidupku..dan aku sedang menari mengikuti iramanya, sembari menunggu kelelahan menghampiriku atau justru menanti musik itu berhenti dan menikmati hasilnya
Itu kembali menjadi pilihan....

Pada satu titik, aku merasa cahaya lampu tua itu semakin meredup semakin tipis cahaya yang dihasilkannya, mungkin karena usianya semakin menua, atau mungkin karena debu debu kota ini telah membuatnya buram dan tak cemerlang lagi.

Disini, dibatas kota besar ini, aku menghentikan langkahku sejenak, berusaha menelaah makna yang sedang disajikan tuhan untukku, masih samar buatku..
Kadang aku bertanya, aku harus bagaimana, aku bagaikan lampu tua diujung jalan tadi dan tertutup debu tebal..aku masih bingung kemana tarian ini akan membawaku...
Tapi aku memilih untuk tetap menari bersama waktu..





Aku menarik nafasku, terasa berat dan pekatnya udara kotor yang kuhirup ini, tapi tubuh ini mulai terbiasa menikmatinya.
Kembali aku menarik nafas panjang dan bergumam..
Inilah pilihanku

Tidak lebih dari dua menit aku berdiri dijembatan usang ini, berusaha menenangkan diri...berusaha melepas kepenatanku untuk pergi
Aku memejamkan mataku, berusaha mengatur batin yg sedang terombang ambing mengikuti rahasia tuhan yang sedang diajukannya untukku saat ini.

Terkadang aku lelah, ingin berlari keluar dari batas kota ini...tapi aku tahu ini belum waktunya.

Ditengah semua proses yang tuhan inginkan aku untuk jalani ini, aku masih diseparuh jalan..

Kualihkan pandanganku dari lampu tua itu, kulangkahkan kakiku kembali masuk kedalam kabut kota besar ini.

Mari kita lihat, sejauh mana aku masih bisa menari ditengah debu debu ini.

Monday, October 8, 2012

Love, Life, Ego, and Passion: Invalid Love Story I

Love, Life, Ego, and Passion: Invalid Love Story I: INVALID love Story Nama lelaki itu romeo, dan nama wanita itu juliet. Mereka memang tak lagi di kota verona, dan dunia mulai keriput  sejak ...


Love, Life, Ego, and Passion: Sayang...

Love, Life, Ego, and Passion: Sayang...: Sayang... kusapa kau dengan sebutan sayang, karena hatiku bergelayut menyentuh namamu..."Sayang" dibatas keriput rembulan malam yang memerah...

Friday, October 5, 2012

Invalid Love Story I

INVALID love Story

Nama lelaki itu Romeo, dan nama wanita itu Juliet.
Saat ini mereka memang tak lagi di  verona,
dan dunia mulai keriput  sejak mereka terusir dari firdaus mereka,
walau demikian mereka masih sama sama mengetahui bahwa mereka adalah pasangan jiwa.

Namun kehidupan terkadang memang sulit untuk mereka pahami dengan seksama.
Dulu semua terasa lebih mudah. Dulupun sang  Romeo yakin tanpa ragu bahwa bahwa Juliet adalah tulang rusuknya, separuh jiwanya yang akan membuatnya menjadi Romeo yang utuh dan bahagia.
Dulu sekalipun Juliet sangat mengerti bahwa Romeo adalah asal mula dirinya diciptakan,
bahwa dia terbuat dari salah satu rusuk Romeo yang tangguh,
dan apabila dirinya kembali bersatu dengan Romeo maka  akan membuat jiwa lelaki itu  menjadi penuh kembali dan utuh.
Dulu sekali, saat semua masih sangt muda dan hijau, setiap kejadian yang ada dihadapan mereka terlihat sangat mudah untuk dijalani.
Dulu, sangat  mudah  untuk melihat bahwa mereka berdua  terhubung jelas diantara takdir yang telah dituliskan. Tetapi kini banyak yang sudah berubah, tidak seperti dulu kala.
Sekarang mereka sama sama menjumpai diri mereka berdiri di tepi jurang  yang curam, tubuh mereka yang tak lagi muda bergetar karena tiupan angin gunung dan lembah yang bersatu menggoyahkan keduanya, seraya berusaha menjatuhkan mereka berdua ke jurang tak bertepi itu.

Disini, dalam kisah ini, Romeo pernah mencintai Juliet Juliet yang lain, namun demikian Romeo sadar benar bahwa dia tak akan sanggup lagi memiliki perasaan cinta yang sama kadarnya dengan rasa cinta yang dia miliki untuk Juliet.

Hanya saja sebenarnya kini Juliet tak pernah lagi bisa mencintai seseorang dengan bersungguh sungguh, dan dia sangat paham bahwa Romeo  bukanlah sang pangeran berkuda putih yang akan selalu datang dalam setiap mimpi dan khayalannya di malam hari.
Kini Juliet merasa dia  tidak akan mampu untuk mencintai Romeo dengan semua kekurangannya.

Ada jurang yang besar diantara mereka, ada tiupan angin yang bergejolak serta  horizon berwarna hijau yang terbentang membentuk jarak diantara keberadaan mereka.
Serta sebuah perahu usang yang siap berlayar untuk menjauhkan keduanya.

Nama pria itu Romeo, dan yang perempuan bernama Juliet.  Mereka tak lagi tinggal di verona, usia mereka dan  dunia makin menua dan berkeriput, kini mereka bahkan bertanya Verona  mungkin hanya ada didalam dongeng, dan sejak hal itu hanya sebuah dongeng abad pertengahan, kini mereka tak lagi yakin tentang adanya pasangan jiwa.

Ada daun daun berwarna kemerahan berguguran dari batang pohon oak tua, ada sekuntum bunga lylac tua yang tampak pucat dirundung waktu.
Semua keindahan fana itu mencibir mereka,  ketika mereka masih ingin menantang langit dan percaya akan keberadaan pasangan jiwa.

Kini disudut ruangan  itu, Juliet melihat sosok Romeo yang duduk diam di sebuah kursi, Juliet berada tepat disampingnya, Juliet hanya diam memandangnya. Suasana tampak berhenti diantara mereka..hanya desiran pasir diujung bangunan yang mengalun dan bertiup  diantara keberadaan mereka

“Juliet, aku minta tolong padamu, coba kau ceritakan sekali  lagi padaku yang cacat ini, mengapa kita tidak lagi percaya bahwa kita adalah pasangan jiwa, bahwa kita sudah menjadi dua sosok yang terpisah jauh saat ini,” Romeo tampak menengadahkan wajahnya ke arah Juliet yang berdiri diam disampingnya. Juliet mencoba menjawab pertanyaan Romeo, dia  hanya mengangkat bahunya yang tampak kurus dan tua.

“Kau ingat, dulu aku ingin kita menikah di gereja  ini, dulu sekali...
 akupun sudah lupa kapan itu...”  Romeo tersenyum pilu diantara sudut matanya yang mulai berkaca kaca

Kata "Dulu" terdengar jelas oleh keduanya,  ada nada kerinduan yang dalam dalam suara Romeo sore itu.
“Mengapa kita tidak bisa kembali ke masa itu Juliet, kenapa?” ujarnya mencoba memaksa.

Juliet terpaku, dia hanya bisa  menundukkan kepalanya, tak berani menjawab semua pertanyaan yang dilemparkan Romeo kepadanya.
Beberapa rumput kering yang terbawa angin sore terbang melewati wajah dan rambutnya yang berwarna coklat keemasan.

" Juliet, Apakah kau mencintai dia? Pria  itu?” ujar romeo lagi, mencoba memecahkan keheningan Juliet

“Romeo, kau tahu pasti bahwa saat ini aku tak mencintai siapapun,” wajah Juliet yang mulai berkeriput itu tampak mempesona  di bawah baluran sinar matahari sore. Sejenak Romeo tertawa tergelak , memandang anak rambut juliet yang bermain diterpa angin dan debu. masih ada setetes rindu purba di hatinya.

“Selalu ada kau didalam setiap malam dan  juga doaku, Romeo"
" Aku sungguh tahu akan hal itu Juliet, dan aku juga berdoa untukmu Juliet,  semoga cinta yang baru segera datang dan membahagiakan rumah tanggamu”

“Cinta memang pernah datang padaku Romeo, tetapi hanya sekali” ujar Juliet.
Wajahnya mengeras. Julietpun berjalan menuju pohon oak tua disudut bangunan, dia hanya bisa  mendorong tempat tidur rumah sakit tua yang digunakan oleh Romeo"

“Sudah hampir malam Romeo, dokter akan marah jika kau terlambat masuk ke kamarmu.”
Romeo hanya tersenyum pilu, bersusah payah untuk membetulkan posisi tidurnya

“Jika suatu hari nanti aku kembali sehat dan bisa bekerja, aku akan membelikanmu sepasang gaun seperti yang pernah kau pakai malam itu ” hela Romeo, malam pada saat kita bertemu di Verona Malam itu

Juliet hanya bisa diam, dia hanya terus mendorong tempat tidur roda itu di lorong lorong rumah sakit.

“Aku akan datang lagi minggu depan, kira kira ada yang kau ingin kubawakan?” ujar Juliet berusaha memecah kesunyian diantara mereka

Romeo memegang tangan juliet,“ Tolong Bawa saja suamimu,” pinta Romeo. “aku ingin sekali bertemu dan melihat orang yang menggantikan posisiku dihatimu hanya karena keadaanku yang seperti ini.”

“Tidak Romeo, dendammu hanya untukku, jangan kita bawa dia kedalam kisah kelam kita” balas juliet.
“Marah dan dendamlah padaku saja,  karena aku hanyalah Juliet yang lemah, Juliet yang memutuskan untuk meninggalkanmu”

Romeo tersenyum sinis. “Sampai sekarang pun, setelah berabad-abad, kau masih saja jatuh dalam godaan setan dan juga orang tuamu. Kau tahu Juliet? Aku hanya ditakdirkan  mati pada saat kau telah kembali kepelukanku"

“Tolonglah Romeo, kita Lupakan saja kejadian itu,” sergah Juliet, aku lelah

Aku paham sekali, walaupun aku ada dan terlahir dari tulang rusukmu, tapi di kehidupankali  ini, aku tak bisa kembali padamu, sungguh aku tidak bisa Romeo”

“Namun jiwamu Juliet...itu  milikku, itu adalah Hakku sebagai pemilikmu” gumam Romeo
 “Jiwamu tetaplah milikku, milik seorang Romeo”


“Ya kau sangat benar, jiwaku ini memang hanya milikmu Romeo.” Tampak Juliet menghela Nafasnya yang berat.
Romeo  tersenyum puas. Kata-kata Juliet barusan  cukup kuat untuk menjadi pendorong baginya untuk melanjutkan hidup, layak untuk tak menangisi kecelakaan fatal  yang membuatnya menjadi sosok pangeran invalid, setidaknya hingga minggu depan.


Atmosfer senja itu jelas bercerita bahwa disana Ada cinta berusia purba,

Ratusan...Ribuan tahun,  putus hilang  lalu kembali bertaut setelah sekian lama,
cinta itu tetap bertahan mengalahkan hiruk pikuk dunia yang semakin semrawut dan penuh logika.
walau kini tak lagi mudah

Juliet melangkahkan kakinya keluar dari Rumah sakit tua itu, dia siap kembali kepada keluarga yang telah menunggunya dirumah

Tuesday, September 11, 2012

Apakah saya cukup berani...

Apakah saya cukup berani...


beberapa hari terakhir ini, tidak terlalu banyak pekerjaan yang saya dapatkan
bisa dibilang seperti minggu tenang zaman sekolah dulu
walau demikian, saya tetap menjalani hari hari seperti biasa

hanya saja, ada yang berbeda di minggu ini,
secercah semangat baru muncul disini, ada 2 hal yang membuatnya datang

yang pertama, karena pencerahan selama 5 hari full yang saya dapatkan di Asia Work bersama 120 orang lain yang saya tidak kenal
beberapa pelatihan serupa pernah diberikan kepada saya, NLP, ESQ semua tampaknya masuk telinga kanan dan keluar di telinga kanan
bagus memang, hanya saja dinding di hati masih terlalu tinggi dan juga tebal saat itu,
jadi saya merasa jauh dan tidak butuh
dan berakibat pada acuhnya saya terhadap apa yang seharusnya saya gali dan pelajari.

disaat semua orang menjadikannya ajang untuk napak tilas, atau ada juga yang menyebutnya untuk turun sebentar dari treadmill
dan rehat melihat dunia ini dari perspektif yang berbeda
saya justru memacu treadmill saya jauh lebih cepat dari biasanya, saya menutup semua telinga dan pandangan saya, saya jauh dari kata peduli
apalagi ingin mencoba

tetapi kali ini berbeda, tidak signifikan berbeda sih sebenarnya
hanya saja, saya mulai membuka diri saya dan berusaha menerima keadaan,
dimana saya saat ini berdiri,
apa yang saya inginkan dalam hidup ini,
apa yang perlu saya lakukan untuk mencapai semua itu,
semua dibahas disini

saya menyerah..
saya mengikuti arusnya, saya biarkan arus itu membawa saya..
saya memang sedang mencoba meruntuhkan dinding dinding baja di sekeliling saya
ternyata saya butuh sesuatu...
ternyata saya sudah lama tidak menangis
ternyata saya sudah lama memendam dan kehilangan diri saya

saya memang tidak tampak berubah
saya memang tidak tampak berbeda dari sebelumnya
diluar....

tetapi kejadian kejadian yang menghampiri saya beberapa waktu terkahir ini, membuat tembok tembok baja itu perlahan lahan rontok
dan mambuka jalannya sendiri untuk melihat dunia luar

saya terlalu lama berlari,
saya sebenarnya lelah
tetapi saya tidak menyadari kalau saya sedang berlari..terlalu lama berlari
saya juga tidak menyadari bahwa saya butuh istirahat untuk sekedar mengganti udara di paru paru saya dengan udara baru yang lebih segar
saya lupa itu..tubuh saya membutuhkan waktunya untuk beristirahat dari hiruk pikuk realita yang terkadang menjerumuskan

sekarang disini saya berdiri, mencoba menemukan cabang lain dari hidup saya


alasan kedua adalah, hm....
saya sebenarnya tidak terlalu yakin, masih terlalu premature
takut excitement yang berlebihan akan membuat tembok yang baru saja runtuh menjadi berdiri kokoh kembali.
saya juga masih sangat takut untuk mengatakannya bahkan kepada hati saya sendiri, saya cenderung untuk menarik nafas ketika
rasa bahagia itu menyergap..masih terlalu premature gumam saya ke jiwa ini

yang saya hadapi saat ini, selain premature juga masih bayangan..
bayangan yang bisa hilang kapan saja digantikan dan digantikan debu
debu yang pada akhirnya hanya akan menyisakan tawa sinis dihari hari saya.
apabila saya merasa langkah saya sudah terlalu jauh, kembali saya menarik kaki saya mundur selangkah,
berusaha menahan rasa dan melihat dengan perasaan yang jauh lebih tenang.
bukan saya menutup jendela itu, hanya saja masih terlalu premature...masih bayangan
tapi tentunya saya berharap semua itu pada akhirnya akan membawa kebahagiaan,
dari mana, kapan, dan siapapun adanya, sayapun tidak tahu

apakah saya cukup berani?
ya saya cukup berani untuk keluar dari gelembung lama ini dan mencari cabang baru untuk saya lewati dan selami

Monday, September 10, 2012

Sejauh mana kita mampu berlari....

Sejauh mana kita mampu berlari....

hanya sejauh kaki ini mampu melangkah?
hanya sejauh mata ini mampu memandang?
atau justru sebenarnya kita mampu berlari lebih jauh, tetapi terkadang kita tidak bisa
atau justru kita sering merasa tidak mampu karena keterbatasan yang kita miliki?

saya orang yang sangat ingin melakukan quantum leap itu,
tapi saya tidak tahu dan tidak mencari tahu dimana saya bisa memulainya
hal ini berujung pada ketidakmampuan saya untuk meneruskan perjalanan ini.
padahal hati kecil saya sangat ingin berlari...

Awal tahun yang lalu, ketika kesempatan berlari itu datang
saya memutuskan untuk tetap rehat dan duduk dikursi ini
berat memang, tetapi demi fakta fakta lain yang terjadi dalam hidup saya, saya memutuskan untuk tidak berlari..
sampai kapan? saya juga tidak pernah tahu pasti sampai kapan..

hanya saja, beberapa bulan yang lalu ketika saya tanpa sengaja membaca kalimat ini
"while we are busy growing up, we sometimes forget that our parents also growing old"
hatiku terhenyak, dan itu adalah kalimat pertama yang membuat langkahku terhenti dan memutuskan untuk berhenti berlari.

saya mencoba untuk memejamkan mata beberapa saat, dan saya putuskan untuk tetap berada disini

sejauh mana kita mampu berlari....
sejauh yang saya bisa lakukan jawabnya
sejauh yang bisa saya berikan jawabnya

saat ini, selagi menikmati tempat beristirahat yang indah ini
saya berusaha untuk mulai berlari lagi, mencari tempat yang bisa saya sandari
mencari tempat dan keadaan yang membuat hati ini tenang dan sembuh dari letihnya pelarian itu sendiri
saya tidak mau gegabah mengambil keputusan, emosi memang terkadang memegang kendalinya sendiri tanpa kita sadar dia tengah
berkendali atas benak dan raga kita.

Saya terutama, sangat sadar dengan arti sandaran ini, impian saya untu menemukan tempat ini, suasana ini dan pelabuhan tempat saya bersandar kelak.
tapi saya juga menyadari bahwa 'Iam Half way there", masih dibutuhkan langkah bahkan lari yang jauh lebih kencang lagi supaya saya bisa sampai disana

saat ini, saya hanya bisa meniti dan memainkan ritme langkah saya dengan sangat pelan, sembari menikmati keindahan setiap momentum yang ada
tak akan terulang
tak akan terjadi lagi
dan tidak akan terlihat lagi.

Disini, disudut keramaian ini saya hanya bergumam pada diri saya yang sudah berada di peraduannya
saya akan sampai disana segera, menjemput kebahagiaan saya yang sempat terlewat
saat ini saya sedang menikmati kamu dalam wujud lain, disini bersama mereka.

Monday, September 3, 2012

Sayang...

Sayang...


kusapa kau dengan sebutan sayang, karena hatiku bergelayut menyentuh namamu..."Sayang"
dibatas keriput rembulan malam yang memerah, aku mencoba menyentuh wajahmu yang fana, sekali lagi ku memanggilmu "sayang"
ditempat ini kita bertemu,

Maya,..bukan nyata
tapi kata sayang dan kata kata manis tetap kulemparkan, karena kutahu kau memang sessosok bidadari jelita yang datang entah dari mana
tiba tiba ada diduniaku...
hanya keberuntungan yang membawamu kepadaku setelah melewati ribuan pilihan hati
aku yang kesepian ini, acuh tak acuh padamu, tiap kali kau mencariku kulemparkan kembali kata "sayang"
tapi apakah aku mencarimu, tidak sekalipun sayang, aku ini hanya bayang bayang saja. kau bahkan tidak ada di realita ku


hampir setiap pagi kau menyapaku,
kusapa kau dengan ucapan "sayang" termanja yang bisa aku tuliskan untukmu
tiga empat bait syair di dunia maya ini cukup menjadikanmu bahagia menjadi bidadariku.
bidadari fanaku yang aku pelihara

Kumulai hari hariku dengan sapaan "sayang" kepadamu
kuakhiri hari hariku tanpa mengingatmu

terkadang aku tahu kau kesal, terkadang aku tahu kau rindu padaku..
tapi maaf "sayang" aku hanya sebatas ini menyayangimu
hatiku sudah miliknya. milik dia yang sudah dengan nyata mengenalku

aku tahu kau merana, aku tahu pasti kau menginginkan aku bertemu denganmu, tapi maaf "sayang" aku hanya bisa menuliskan kata "secepatnya"
karena aku sendiri buta, aku sendiri tak berani bertemu langsung denganmu "sayang"
kau kadang tentunya berharap aku mencarimu, tapi maaf "sayang" kau hanya ufuk diujung matahariku..kau sudah memiliki tempatmu sendiri, sebatas itu
tidak bisa aku memberimu ruang lebih untuk kau lintasi
karena hanya itu bagianku untukmu

sering ku memberikan harapan kepadamu untuk bertemu denganku "sayang"
kubertanya tanpa hati " kapan kita akan bertemu sayang, aku sangat merindumu"
tapi sesungguhnya itu hanya leluconku saja untuk tetap menjaga kau ada di hidupku, tak nyata tapi tetap ada
aku sadar dengan jelas itu membumbungkan hatimu, kau dengan senangnya bertanya kapan kepadaku...
aku hanya kembali menjawab "hari ini ?" padahal dengan jelas aku tahu kau tak mungkin memenuhinya, aku senang membuaimu duhai "sayang"
maafkan aku, tapi inilah aku...

akupun sadar, bahwa sebenarnya kau sedikit banyak tahu tentang siapa aku,
tahun tentang siapa dia yang mengisi hidup dialam nyataku, aku hanya membiarkanmu
kau kadang bertanya mengenai rasa sayangku kepadamu, dan aku kembali membuat kau yang ragu menjadi percaya kepadaku..bodoh,
tapi aku suka membodohimu

kau begitu naif, begitu polos...aku tahu kau mendapati banyak fakta tentang diriku,
tapi aku hanya membiarkan saja hal itu terjadi
aku suka kau mencari tahu tentang aku sayang, dan aku hanya bisa menunggu kau akan sadar dan meninggalkan aku..
aku belum siap, tapi aku juga tak akan kecewa kalau kau meninggalkan aku..

tidak ada rasa sesungguhnya yang tersimpan untukmu, hanya fatamorgana..
cukup mengucapkan "sayang" disini
hanya itu yang bisa aku berikan untukmu
tidak bisa lebih "sayang".. maafkan aku


kuharap kau suatu hari nanti, dapat menemukan dia yang mengucapkan "sayang" kepadamu dengan segenap hatinya,
tidak seperti aku, sesosok bayangan yang memberikan hal seadanya kepadamu wahai "sayangku"

Sunday, April 22, 2012

Aku Rumit, Aku Peka, Aku suka rintik hujan, Aku suka film dimana sang perempuan mencari dan menemukan cintanya, Aku suka benda benda unik, Aku suka sesuatu yang tidak terlalu mahal tetapi indah, Aku percaya diri, Aku suka digoda, Aku suka tantangan, Aku suka menangis, Aku suka dipeluk, Aku suka pesta yang sederhana namun mendekatkanku dengan sahabat, Aku suka bergosip tentang banyak hal, Aku suka karena aku bisa berpakaian seperti pria, Aku suka saat dinginnya ice cream menyentuh bibirku, Aku suka dicium, Aku Menarik, Aku suka kalau dapat sesuatu yang gratisan, Aku Lincah dan penuh ide, Aku Ambisius, Aku suka merawat banyak Hal, Aku suka tanaman, Aku terkadang egois, Aku sangat Mandiri, Aku suka musik, Aku suka membaca ratusan hingga ribuan majalah wanita, Aku suka membuka google dan mencari tahu apa saja yang kuingin tahu, Aku suka kehangatan kamarku, Aku suka udara pagi, Aku suka hangatnya mentari,  Aku Nyata... Aku adalah Wanita.
21 April 2012 - Rossy Vidian Sari

Thursday, March 8, 2012

Upload and Share !!

Upload and Share

Bangun Tidur, melihat muka masih kucel, difoto. Habis mandi, pakai baju baru yang dibeli di mangga dua, difoto. Di jalan mau berangkat kekantor, liat jalanan padat merayap, difoto. Malam hari, menangkap cakrawala jakarta dari lantai 20 kantor, difoto.

Inilah fenomena keranjingan foto menggunakan smartphone atau gadget, sebagai imbas dari melesatnya "kepopuleran" media sosial, saya adalah salah satu korbannya.

Saat ini mengabadikan moment, semudah menge-tapkan jari ke layar monitor gadget
atau menekan tombol sakti di smartphone. "Kebutuhan" baru untuk membagi moment tersebut ke media sosial sudah menjadi rahasia umum di abad dunia maya ini. Saluran ekspresi baru untuk memberitahukan khalayak tentang "status" terkini kita di facebook dan twitter, selain melalui 160 karakter, kita dapat berbagi cerita mengenai "sedang apa, dimana, dan dengan siapa kita" melalui foto. Foto memang berbicara lebih banyak daripada sekeder 160 karakter yang bisa kita ketikkan di "status update" akun sosial media kita.

Seperti yang dilakukan oleh seorang teman saya, ia tidak pernah absen memotret makanannya yang dia makan setiap kali ia dan rekan rekannya makan di luar. Alasannya sederhana, saya ingin berbagi sekaligus mengkoleksi foto foto dari makanan "keren" yang sudah pernah saya santap. Sesungguhnya kegiatan yang sedang dilakukan oleh teman saya ini adalah menjadikan foto foto makanan hasil jepretannya menjadi sebuah microblogging dalam bentuk foto.



Yang menjadikan kegiatan "jepret- menjepret" foto ini menjadi semakin populer dan mengasyikkan adalah kemudahannya untuk di-share di semua akun media dan sosial media yang kita miliki. Foto Foto makanan, seperti yang dilakukan oleh teman saya tadi, foto foto bersama teman teman kantor ketika sedang hang-out, foto bersama pacar dan keluarga terkasih, hingga foto bersama artis yang kita temui di bandara atau pusat perbelanjaan. Foto foto ini bisa langsung dipamerkan kesemua orang, hampir semua foto yang diunggah, pasti ada yang memberikan komentar atau sekedar memberikan "like" . Siapa mereka pemerhati foto "tetangga" ini, mereka adalah teman teman kita yang juga aktif di akun social dunia maya

Yang tidak kalah menarik, sebelum di-share ke akun twitter atau facebook, foto foto ini bisa diedit terlebih dahulu menggunakan instant editor yang juga sudah tersedia di smartphone kita. Foto liburan yang tadinya tampak biasa saja, jd lebih ber cerita karena ditambah ilustrasi warna dan teks. Atau mobil tua milik kakek yang teronggok digarasi bisa menjadi lebih berkesan vintage dengan efek blur dan warna kekuningan di foto itu.



Pada akhirnya, manusia yang memang ditakdirkan sebagai makhluk sosial dan suka berbagi ini,akan semakin terhubung dan dimanjakan oleh "penemuan penemuan sosial " dikemudian hari. Pertanyaannya adalah, seberapa besar kesiapan kita untuk mempergunakan teknologi itu, agar hal hal yang bersifat pribadi dari kita masih bisa tersimpan rapat dan tidak "difoto" untuk konsumsi publik.

Have a nice friday

Tuesday, March 6, 2012

Alismu vs Alisku

Alismu vs Alisku

Perkara alis yang sebenarnya sangat sepele bisa menjadi besar dan heboh karena keberadaannya yang sesekali mampu menyulap ekspresi wajah seseorang menjadi tidak enak dipandang atau justru menjadi sangat enak untuk dipandang. Seringkali kita tidak kenal dengan alis kita sendiri, yang terfikirkan oleh kita adalah : "wah alisnya bagus yah, alisnya keren banget tebal dan rapi, wowwww alisnya runcing dan tipis yaa".
Inilah yang namanya sindrom alis tetangga diseberang rumah, atau didalam televisi selalu terlihat lebih bagus. Padahal, seiring dengan rencana tuhan yang menciptakan kita berbeda beda disetiap individunya, begitu pula alis kita diciptakan unik oleh-Nya mengikuti keistimewaan dalam diri kita. Nah jadi kalau alis Tyra Banks yang tampak seksi dan mencuat tinggi di wajahnya itu tampak serasi dengan mata dan bentuk wajahnya, belum tentu alis itu akan terlihat cocok dan sama mempesonanya di wajah kita.



pernah suatu kali saya sedang berjalan keliling sebuah mall mewah dibilangan Jakarta Pusat, terlihat oleh saya banyak ibu ibu muda dan paruh baya dengan dandanan yang "fantastis". Saya sangat yakin mereka adalah sosialita, atau paling tidak istri pengusaha sukses yang kesepian sehingga berjalan jalan ke mall untuk sekedar mengisi waktu kosong mereka. Ada beberapa kesamaan diantara mereka yang tertangkap oleh radar saya. Tas Hermes berbagai warna yang saya tidak begitu paham itu asli atau aspal, yang jelas tas tas mewah itu menempel dengan manisnya di lekukan tangan mereka, dan aksesories mahal kedua yang mereka kenakan adalah " alis mencuat yang ter-tatto di wajah mulus mereka". Wow fenomena alis tatto yang sangat praktis, tidak perlu dirapikan, tidak perlu diberi warna dan diurus secara khusus ketika akan bepergian.



Yang menggelitik pikiran saya adalah kalau saja alis alis tatto ini dibuat mengikuti bentuk alis artis dan model papan atas dunia sebut saja Kate Moss, dan ternyata tidak cocok dengan bentuk wajah kita, apa ya jadinya?
Males khan punya alis yang sudah menempel permanen tetapi selalu terlihat tegang dan mencuat bahkan ketika kita bangun tidur.
Akhir cerita, saya mencoba untuk membuka beberapa majalah wanita yang terbit diawal tahun 2012 ini, dan menemukan sebuah kalimat lucu di halaman fashion " tren alis di tahun naga, semakin tebal, semakin tinggi, alis tipis dan tajam sudah ketinggalan zaman". Saya hanya tertawa membacanya. Dimana kebebasan untuk berekspresi di masa ini? kalau untuk memiliki alis saja, kita harus diseragamkan mengikuti trend mode dunia, yang jelas jelas belum tentu cocok dengan kita.

Hafalan Semata

Beberapa hari yang lalu saya dan adik perempuan saya melakukan aktifitas "bersih bersih" rumah seperti yang biasa kami lakukan setiap akhir minggu.

Tidak seperti minggu minggu sebelumnya, kali ini objek "bersih bersih" kami adalah album foto tua milik keluarga dan juga beberapa buku pelajaran tua milik saya yang masih tersimpan rapi didalam kardus dipojok ruangan penyimpanan kami.

Saat adik saya menyeletuk " Mbak ada buku matematika SMP kelas 3 nich, punya mbak dulu sepertinya". Saya segera mengambil buku tersebut. Masih tampak terlihat rapi dengan balutan sampul plastik yang menguning. Halaman halaman buku ini masih lengkap, didalam buku itu juga masih terlihat dengan jelas bekas coretan coretan tangan saya semasa sekolah dulu. Yang menggelitik saya kali ini ketika memegang buku tersebut adalah, hampir semua pertanyaan dan soal soal yang ada didalam buku sudah saya bubuhkan jawaban beserta cara menjawabnya dengan tinta biru andalan saya. Saya jadi ingat sekitar 13 tahun yang lalu, seorang teman saya yang tidak terlalu mahir matematika berceloteh " huh buat apa belajar matematika? Toh kalau mau beli sayur dipasar kita tidak pake istilah log atau integral, cukup tambah kali bagi dan kurang saja kita bisa hidup ". Saya tersenyum sendiri mengingat celotehan lama itu. Ada benarnya ucapan itu, karena apabila kita melakukan napak tilas ke masa masa sekolah kita, tidak usah masa kita, cukup kita lihat masa kini. Pendidikan exact seperti Ilmu pengetahuan Alam dan Matematika intinya adalah menghafal rumus.




Lihat saja logika dari kertas pelajaran kali kalian yang dulu saya dan teman teman perlombakan didepan kelas " siapa yang sudah hafal kalian 3 dan 7?" Saat itu ibu guru bertanya kepada kami, dan seisi kelas menaikkan jari telunjuknya sebagai pertanda mereka telah meng-HAFAL pelajaran itu dengan baik.

Tetapi yang menggelitik saya kali ini, mengapa dulu ibu guru tidak bertanya "mengapa 3 x 3 sama dengan 9? Darimana kamu tahu hasilnya demikian, bisa dipakai saat apa 3x3 sama dengan 9 tersebut?" Mungkin apabila pertanyaan tersebut sempat terlontar, anak anak seusia saya waktu itu bisa jadi lebih kritis dan tidak langsung percaya 3x3 adalah 9 dan yang pasti tidak mengfahal pelajaran matematika kami.

Pada akhirnya, ilmu yang kita dapatkan hanya text book, kita belum benar benar memahami esensi dari ilmu alam yang mungkin akan berguna bagi kita yang bercita cita menjadi penemu, dan ilmuwan di masa yang akan datang.

Bimbing dan temani anak anak dan adik adik terkasih kita, kembangkan logika dan otak kanan mereka, sehingga kita bisa membantu negara ini menciptakan generasi yang unggul dan tahu benar apa yang menjadi bekal mereka dalam menyongsong masa depan.

Saya menutup buku tersebut dan bertanya pada adik saya " kenapa 7 x 7 sama dengan 49?" Adik saya hanya menjawab " ya itu yang tertulis di karton hafalan yang mama belikan di pasar dulu".

Saya hanya tersenyum, dan membelai rambutnya dengan lembut, seraya menjawab pertanyaan saya sendiri " karena kalau kamu punya 7 apel, terus ditambah 6 apel lagi oleh masing masing teman kamu yang berjumlah 6 orang maka apel milikmu akan jd 49 buah dek". Mimik bingung terlihat jelas diwajahnya...